KBR, Jombang – Meski Pemerintah sudah menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dua kali, tarif angkutan pedesaan maupun bus antar kota di Jombang, Jawa Timur, tidak turun. Sejumlah sopir beralasan, tidak turunnya tarif itu karena menunggu kebijakan resmi dari Pemerintah.
Salah satu sopir angkutan pedesaan, Budi, mengatakan, hingga saat ini ia dan sopir lainnya masih menggunakan tarif lama yang telah naik sebelumnya sebesar sekitar 50 persen.
Kata Budi, tarif itu sudah sesuai dengan biaya operasional yang ada dan ditambah lagi sepinya penumpang yang membuat para pemilik angkutan sebagian besar merugi. Sehingga mereka masih belum menurunkan tarif hingga ada kebijakan baru dari Pemerintah pusat.
“Sebenarnya antara naik turun itu tidak ada imbasnya untuk angkutan tetap kita sebagai sopir-sopir ya tetap seperti ini, bahasanya sepi selalu. Kendalanya mungkin ada faktor lain yang membuat ini menjadi sepi, karena yang pertama mungkin imbas dari kredit sepeda motor.” Kata Budi, Senin (19/1).
Pemerintah sudah menurunkan harga BBM jenis premiun dari 8.500 rupiah ke 7.600 rupiah dan sekarang menjadi 6.700 rupiah. Sedangkan solar dari 7.500 rupiah ke 7.250 rupiah menjadi 6.400 rupiah. Meski harga BBM sudah diturunkan namun tarif angkutan pedesaan di Jombang tidak turun,untuk jarak jauh tetap 5000 rupiah dan jarak dekat 3000 rupiah.
Demikian juga dengan tarif bus antar kota belum diturunkan meskipun harga solar turun. Para awak bus menunggu kebijakan dari pemerintah dan pengusaha bus.
Editor: Antonius Eko