Bagikan:

Awas Virus Dengue di Musim Penghujan

Musim hujan yang mendera di beberapa wilayah menimbulkan ancaman penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Jika rumah Anda banyak genangan air yang jarang dibersihkan, bisa jadi itu ladang tempat berkembang biak nyamuk Aedes Aegypti, binatang penebar virus

NUSANTARA

Selasa, 13 Jan 2015 22:14 WIB

Author

Eka Fikriyah

Awas Virus Dengue di Musim Penghujan

Awas Virus Dengue, Musim Penghujan

KBR, Jakarta - Musim hujan yang mendera di beberapa wilayah menimbulkan ancaman penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).  Jika rumah Anda banyak genangan air yang jarang dibersihkan, bisa jadi itu ladang tempat berkembang biak nyamuk Aedes Aegypti,  binatang penebar virus yang bisa sebabkan DBD. Tapi, nyamuk ini bukan yang menyebabkan terjadinya penyakit DBD.

Menurut  dr. Adityo Susilo SpPD, penyebab penyakit demam berdarah dengue adalah  virus yang bernama dengue, yang disebarkan melalui nyamuk  Aedes aegypti tadi.

"Jika nyamuk Aesdes Aegypti yang sudah terjangkit virus dengue, maka ketika tubuh kita digigitnya,  virus tadi akan ditransmisikan ke tubuh, hingga muncullah penyakit DBD. Si nyamuknya sendiri  tidak menularkan penyakit,  tapi dia membawa virus dengue dan menyebarkannya. Jadi,  jika dalam suatu wilayah banyak virus denguenya, tapi   tak ada nyamuk  Aedes Aegypti , maka virus itu tak bisa ditularkan, begitu juga sebaliknya, " jelas dr. Adityo.

Pada saat virus ini masuk ke tubuh pasien, akan terjadi kebocoran pembuluh darah sehingga komponen darah bisa keluar dari dalam pembuluh darah menuju jaringan ke sekitar pembuluh darah. Jika proses ini tidak terkontrol maka akan terjadi penurunan darah. Kejadian ini, kata dia, dikenal masyarakat dengan istilah trombosit  turun. Penurunan trombosit tak ada batas nadir minimalnya, dia bisa turun  sampai batas terendah. Pada saat trombosit turun, sampai ke level bawah normal, maka akan terjadi pendarahan. Inilah yang dikuatirkan dari DBD.

Demam Berdarah Dengue adalah sub penyakit infeksi, tapi khusus berada di daerah tropical, karena berhubungan dengan vector penyebabnya.  Gejala yang timbul bisa berupa demam tinggi, sakit kepala, muncul ruam merah di kulit, bahkan muntah.

Menurut dr. Aditya, setiap tahun, kasus DBD itu relatif serupa.  "Bila ada satu orang terkena gigitan nyamuk yang menularkan virus dengue, lantas ia digigit nyamuk yang  berbeda lagi , kemudian nyamuk tadi menggigit orang lain yang tinggal serumah atau tetangga, maka bisa mengkibatkan terjadinya resiko infeksi dengue. "

Nah, karena ini sedang musim penghujan, kesempatan besar bagi nyamuk Aedes Aegypti tuk hidup berkembang biak  dengan leluasa.  Jika di sekitar tempat tinggal banyak terlihat potensi air yang tergenang, seperti  air  yang  ada di bak mandi, genangan air di teras rumah yang jarang dibersihkan atau  saluran air got yang mampet,  maka slogan 3 M, wajib dilakukan.

"3 M: Menguras, menutup  dan menggunakan kembali barang bekas agar tak ada genangan air yang dimanfaatkan oleh nyamuk tuk berkembang biak.  Selain itu gerakan gotong royong yang digalakkan oleh masing-masing  RT/RW secara kontinyu, sangat  efektif untuk hindari DBD, " ujar dr. Aditya saat berbincang bersama KBR pada program Klinik KBR, Selasa (13/1) pagi.

Selain faktor kebersihan, dr. Aditya juga menyarankan agar kita menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh. Minum cairan yang cukup dan mengkonsumsi 4 sehat 5 sempurna,  adalah salah satu cara untuk menghindari resiko penyakit DBD. Terutama bagi  Anda yang mempunyai aktivitas tinggi. Menurut dr. Aditya, orang yang mempunyai aktivitasnya tinggi, paling rentan  terkena DBD dibanding dengan orang yang lanjut usia.

Tapi, jika Anda sudah terkena DBD, wajib berobat ke dokter, karena itu adalah treatment terakhir dalam usaha penyembuhan. Jika dibiarkan, maka penyakit  ini bisa menimbulkan resiko terburuk yakni kematian.

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending