KBR68H, Malang - Profauna Indonesia melakukan kampanye soal penyelamatan primata di depan Balai Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (30/1).
Juru Kampanye ProFauna Indonesia Swasti Prawidya Mukti mengatakan, tanggal 30 Januari ditetapkan sebagai Hari Primata Indonesia. Alasannya, kampanye Profauna soal penyelamatan primata dimulai sejak Januari 2001 lalu.
Alasan perlunya penyelamatan primata, kata Swasti, karena dari sekian banyak satwa, primate-lah yang paling banyak jenisnya, dan paling banyak mendekati kepunahan. Dari catatan Profauna ada lebih dari 40 jenis primata di dunia. Dari jumlah itu, 25 jenis diantaranya paling terancam punah, dan khusus di Indonesia ada 4 jenis primata yang terancam punah.
“Dari 25 jenis primata yang dinyatakan paling terancam punah oleh lembaga konservasi Internasional IUCN (International Union for the Conservation of Nature, red) yang 4 ada di Indonesia yaitu orang utan Sumatera, kukang Jawa yaitu tarsius Riau, simakobu itu hanya ada di Kepulauan Mentawai,” jelas Swasti Prawidya Mukti .
Dalam kampanye ini, aktivis ProFauna menggelar aksi teatrikal, menggambarkan kegiatan topeng monyet. Namun kali ini dibalik, manusia yang dijadikan objek sebagai monyet. Pesan dari aksi kali ini adalah seruan untuk menghentikan tindak kekerasan pada satwa, dan perdagangan primata. Karena, Kata Swasti, pemerintah kurang tegas terhadap perdagangan satwa baik secara langsung maupun online.
Sementara di Jawa Barat, ProFauna meminta kepada aparat hukum dan pemerintah agar menghentikan pertunjukan satwa liar di sebuah pusat perbelanjaan atau mal Kota Bandung. Tujuannya agar pertunjukan satwa yang dilindungi itu tidak ditiru oleh pengelola mal lainnya.
Menurut Juru Bicara ProFauna Jawa Barat, Radius Nursidi, pertunjukan satwa liar di mal telah melanggar Undang Undang 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Eksosistemnya.
"Ada satu kasus yang menarik yang sekarang kita dorong untuk segera ditertibkan peragaan satwa di PVJ (salah satu mal di Bandung, red.). Nah disitu ada Kancil, ada Kakak Tua Rajah, ada Kakak Tua Molucensis, ada Kakak Tua Jambul Kuning Besar dan ada Julang disana, ada Elang juga. Saya bertanya ke BKSDA, saya minta klarifikasi kepada BKSDA apakah itu ada izinnya atau tidak saya bilang begitu karena itu satwa yang dilindungi semuanya. Kalau memang tidak ada izinnya saya mendesak BKSDA untuk segera menutup tempat itu dan menangkap si pemilik saya bilang gitu kan," ujarnya saat melakukan aksi penghentian perdagangan primata di Taman Cikapayang, Bandung (30/1).
Juru bicara ProFauna Jawa Barat, Radius Nursidi, mengatakan desakan kepada pemerintah agar menutup dan menangkap pemilik pertunjukan satwa liar di mal itu akibatnya lambannya penanganan jual beli satwa yang dilindungi. Radius menyebutkan aparat terkait yang mempunyai keunggulan dalam bidang intelejen hanya bertindak usai diperoleh pengaduan.
Editor: Anto Sidharta
Seruan Aktivis Satwa di Hari Primata Indonesia
Profauna Indonesia melakukan kampanye soal penyelamatan primata di depan Balai Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (30/1).

NUSANTARA
Kamis, 30 Jan 2014 21:20 WIB


Aktivis Satwa, Hari Primata Indonesia, Malang
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai