Bagikan:

Program Tanam Paksa ala Bupati Kupang

Pemerintah Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) akan tetap melaksanakan Program Paksa Tanam Tanam Paksa, meskipun DPRD setempat menolak alokasi dana untuk program tersebut.

NUSANTARA

Kamis, 16 Jan 2014 17:49 WIB

Author

Silver Sega

Program Tanam Paksa ala Bupati Kupang

Tanam Paksa, Bupati Kupang, Ayub Titu Eki

KBR68H, Kupang - Pemerintah Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) akan tetap melaksanakan Program Paksa Tanam Tanam Paksa, meskipun DPRD setempat menolak alokasi dana untuk program tersebut.

Bupati Kupang Ayub Titu Eki mengatakan, program ini sudah dilaksanakan sejak lima tahun lalu, sejak ia dipercaya memimpin Kabupaten Kupang. Saat itu, kata Ayub Titu Eki, walau program ini tanpa ada dukungan dana dari APBD kabupaten, namun tetap dilaksanakan. Warga Kabupaten Kupang tetap melaksanakan program tersebut di lahannya masing-masing.

"Saya bilang paksa untuk tanam. Sehingga kenapa harus kita tanam paksa, memang kalau kita tidak memaksakan ya situasi akan tetap begini. Jadi tanam paksa yang dimaksudkan adalah menanam tanaman produktif yang bisa memberikan keuntungan bagi kita. Tetapi paksa tanam yang dipaksa adalah orangnya. Sehingga kalau tanam paksa paksa tanam berarti mewajibkan tiap orang mulai dari anak-anak usia SD supaya ikut menanam wajib menanam tanaman yang produktif," jelas Ayub Titu Eki.

Bupati Kupang Ayub Titu Eki menambahkan, jika semua warga kabupaten Kupang melaksanakan program tanam paksa paksa tanam, maka di wilayah itu tidak ada lagi lahan kosong. Hal itu akan memberi dampak positif bagi pendapatan warga dan lingkungan.

Sebelumnya, DPRD Kabupaten Kupang menolak mengalokasikan dana pada APBD 2014 untuk mendukung Program Paksa Tanam Tanam Paksa. Menurut DPRD setempat, program itu tidak memberi hasil bagi warga di Kabupaten Kupang.

Editor: ANto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending