Bagikan:

PKL Kembali Menjamur di Surakarta

Pedagang Kaki Lima (PKL) di Surakarta, Jawa Tengah, kembali berjualan di pinggir jalan. Padahal kawawan itu dicanangkan menjadi kawasan bersih dari PKL. Mereka sebelumnya telah relokasi ke pasar tradisional.

NUSANTARA

Kamis, 16 Jan 2014 15:28 WIB

PKL Kembali Menjamur di Surakarta

PKL Menjamur, Surakarta

KBR68H, Surakarta - Pedagang Kaki Lima (PKL) di Surakarta, Jawa Tengah, kembali berjualan di pinggir jalan. Padahal kawawan itu dicanangkan menjadi kawasan bersih dari PKL. Mereka sebelumnya telah relokasi ke pasar tradisional.

Ketua DPRD kota Surakarta, YF Sukasno mengungkap, masih adanya kios-kios kosong yang enggan dimanfaatkan para PKL di berbagai pasar tradisional. Menurut dia, Pemkot Surakarta, paguyuban PKLdan maupun pedagang pasar tradisional harus tegas menertibkan menjamurnya para PKL tersebut.

“Dibutuhkan ketegasan aparat untuk menertibkan mereka yang masih di jalanan. Kepala Pasar, Satpol PP, bertindak tegas. Sehingga para PKL yang sudah menempati kios di pasar tradisional jangan sampai kembali berdagang di luar pasar, di jalanan. Kalau ada satu PKL saja yang kembali ke jalanan, masyarakat atau pembeli bisa mengakses lebih mudah tanpa masuk ke lokasi pasar. Ya nanti para pedagang yang di dalam pasar kalah,” tutur YF Sukasno.

Sukasno berharap ketegasan Pemkot Surakarta akan mencegah pertumbuhan baru jumlah PKL di kota Surakarta.

Dari pantauan di berbagai wilayah di kota Surakarta yang menjadi kawasan bersih PKL namun mulai menjamur PKL yaitu di sekitar Kampus Universitas Sebelas Maret UNS Surakarta, kawasan antara Stasiun Balapan hingga Terminal Tirtonadi, dan sebagainya.

Sedangkan kios-kios pasar tradisional yang sudah direnovasi ada yang masih kosong, terutama di lantai 2.

Pemkot Surakarta telah menggelontorkan anggaran pembangunan 43 Pasar tradisional. Setiap pasar tradisional menghabiskan anggaran sekitar 12 milyar rupiah. Sekitar 70 persen pasar tradisional yang sudah direnovasi dan mampu menampung ratusan Pedagang, termasuk PKL.

Editor: ANto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending