Pembangunan Bendungan Tugu Senilai Rp 600 Miliar Dimulai

KBR68H, Trenggalek - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mulai mengerjakan proyek pembangunan Bendungan Tugu di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur dengan anggaran total mencapai Rp 600 miliar.

Wakil Menteri pekerjaan Umum, Hermanto Dardak, Rabu mengatakan, pembangunan waduk yang berada di bawah kendali Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas Jawa Timur ini ditargetkan bakal selesai dalam waktu 3,5 tahun atau 2017 mendatang.

"Diharapkan sampai dengan tahun 2017, proyek ini multi years (proyek tahun jamak, red.), 3,5 tahun jadinya. Anggarannya sekitar Rp 619 miliar, sedangkan untuk tahun ini alokasinya Rp 195 miliar," kata Wamen PU, Hermanto Dardak.

Hermanto Dardak menambahkan, pengerjaan proyek berskala besar ini nantinya diharapkan mampu mengairi 1200 hektare sawah di Trenggalek maupun Tulungagung. Selain itu Bendungan Tugu juga menargetkan mampu mengurangi potensi banjir hingga mencapai 50 persen.

Pria asli Trenggalek ini menjelaskan, bendungan tersebut juga akan dimanfaatkan untuk pembangkit listrik dengan daya tenaga air (PLTA) dengan kapasitas 400 kilowatt.

Pembebasan Lahan

Meskipun proses pembangunan waduk/bendungan telah dimulai, namun sebagian besar lahan yang terdampak belum dibebaskan. Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, Jawa Timur Billy Parmono mengatakan, dari total 72 hektare lahan pihaknya baru berhasil membebaskan 5,6 hektare.

"Ada sekitar 5,6 hektare atau 38 bidang yang sudah clear, kalau sisanya masih banyak, karena totalnya kan 72 hektare, didaerah genangan 42 haktare sisanya di area kerja sini," kata Kepala BBWS Brantas Jawa Timur, Blilly Parmono.

Billy menjelaskan, belum dibebaskannya lahan tersebut karena pihaknya masih menunggu anggaran dari pemerintah pusat. Mengingat saat ini BBWS Brantas baru mendapatkan kucuran anggaran pembebasan lahan sebesar Rp 10 miliar. Sedangkan sisanya sekitar Rp20 miliar masih belum dikucurkan. Pihaknya optimistis proses pembebasan lahan tersebut akan berjalan lancar dan sesuai dengan rencana.

Editor: Anto Sidharta