Bagikan:

Pemasangan RFID Belum Rampung

KBR68H, Jakarta - Pemetaan konsumsi BBM bersubsidi pada kendaraan roda empat melalui alat pengendali BBM atau RFID masih belum rampung.

NUSANTARA

Rabu, 01 Jan 2014 22:49 WIB

Pemasangan RFID Belum Rampung

pemasangan RFID, RFID belum rampung, alat pengendali bbm

KBR68H, Jakarta - Pemetaan konsumsi BBM bersubsidi pada kendaraan roda empat melalui alat pengendali BBM atau (RFID) masih belum rampung. Itu sebab, Pertamina belum mampu mengawasi penggunaan bensin subsidi. Juru Bicara PT Pertamina, Wianda Pusponegoro mengatakan, setelah pemasangan RFID sebanyak 4,5 juta kendaraan di Jakarta rampung, maka Pertamina bisa menganalisa konsumsi BBM bersubsidi. Hasilnya, akan digunakan Pemerintah untuk mengambil kebijakan pengendalian konsumsi BBM subsidi. Kebijakan itu antara lain, menentukan siapa yang berhak dan tidak berhak mengonsumsi BBM subsidi.

"RFID yang sekarang dipasang adalah dalam posisi masih monitoring. Jadi, sama sekali dari Pemerintah belum ada informasi lebih lanjut untuk pengendalian. Nah, monitoring ini juga termasuk mendukung bagaimana nanti kita bisa melakukan distribusi sesuai kuota. Karena melalui monitoring ini akan terlihat data-data bagaimana konsumsi riil dari masyarakat dalam menggunakan BBM bersubsidi. Dari situ nanti tentunya pemerintah yang berhak memetakan, pihak-pihak mana yang memang akan terus mendapatkan BBM bersubsidi dan faktor-faktor pengendalian apa yang akan dilakukan," jelas Wianda Pusponegoro kepada KBR68H, Rabu (01/01).

Sebelumnya, Pemerintah melalui Pertamina melakukan berbagai upaya untuk menekan penggunaan konsumsi BBM subsidi. Program tersebut antara lain, konversi BBM ke BBG, pemasangan alat pengendali BBM pada kendaraan bermotor atau RFID. Pertamina melalui perusahaan ketiga PT INTI menargetkan merampungkan pemasangan RFID pada 4,5 juta kendaraan di Jakarta hingga Maret mendatang. Sementara total target pemasangan RFID seluruh Indonesia mencapai 100 juta unit.


Editor: Fuad Bakhtiar

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending