KBR68H, Jakarta - Pemetaan konsumsi BBM bersubsidi pada kendaraan roda empat melalui alat pengendali BBM atau (RFID) masih belum rampung. Itu sebab, Pertamina belum mampu mengawasi penggunaan bensin subsidi. Juru Bicara PT Pertamina, Wianda Pusponegoro mengatakan, setelah pemasangan RFID sebanyak 4,5 juta kendaraan di Jakarta rampung, maka Pertamina bisa menganalisa konsumsi BBM bersubsidi. Hasilnya, akan digunakan Pemerintah untuk mengambil kebijakan pengendalian konsumsi BBM subsidi. Kebijakan itu antara lain, menentukan siapa yang berhak dan tidak berhak mengonsumsi BBM subsidi.
"RFID yang sekarang dipasang adalah dalam posisi masih monitoring. Jadi, sama sekali dari Pemerintah belum ada informasi lebih lanjut untuk pengendalian. Nah, monitoring ini juga termasuk mendukung bagaimana nanti kita bisa melakukan distribusi sesuai kuota. Karena melalui monitoring ini akan terlihat data-data bagaimana konsumsi riil dari masyarakat dalam menggunakan BBM bersubsidi. Dari situ nanti tentunya pemerintah yang berhak memetakan, pihak-pihak mana yang memang akan terus mendapatkan BBM bersubsidi dan faktor-faktor pengendalian apa yang akan dilakukan," jelas Wianda Pusponegoro kepada KBR68H, Rabu (01/01).
Sebelumnya, Pemerintah melalui Pertamina melakukan berbagai upaya untuk menekan penggunaan konsumsi BBM subsidi. Program tersebut antara lain, konversi BBM ke BBG, pemasangan alat pengendali BBM pada kendaraan bermotor atau RFID. Pertamina melalui perusahaan ketiga PT INTI menargetkan merampungkan pemasangan RFID pada 4,5 juta kendaraan di Jakarta hingga Maret mendatang. Sementara total target pemasangan RFID seluruh Indonesia mencapai 100 juta unit.
Editor: Fuad Bakhtiar