Bagikan:

Isteri Terduga Teroris: Suami Saya Hanya Penjual Air Soft Gun

Sifa Jaliyah Farha, isteri terduga teroris yang ditangkap di Kabupaten Bogor, Jawa Barat mengungkapkan, suaminya hanya penjual senapan udara (airsoft gun). Suaminya, Sadulloh Rozak, 40 tahun, ditangkap tim antiteror Kepolisian Indonesia Densus 88 di kawas

NUSANTARA

Kamis, 02 Jan 2014 21:03 WIB

Isteri Terduga Teroris: Suami Saya Hanya Penjual Air Soft Gun

Terduga Teroris, Air Soft Gun, Sadulloh Rozak

KBR68H, Bogor – Sifa Jaliyah Farha, isteri terduga teroris yang ditangkap di Kabupaten Bogor, Jawa Barat mengungkapkan, suaminya hanya penjual senapan udara (airsoft gun). Suaminya, Sadulloh Rozak, 40 tahun, ditangkap tim antiteror Kepolisian Indonesia Densus 88 di kawasan Perum Mega Sentul, Sukaraja, Kabupaten Bogor. Dia diduga terkait dengan jaringan teroris yang ditumpas Densus 88 di Ciputat, Tangerang Selatan pada malam tahun baru.

Saat diwawancarai KBR68H, Sifa mengaku tidak tahu suaminya terlibat dengan jaringan teroris. Menurutnya, selama ini Rozak selalu di rumah dan tidak pernah meninggalkan rumah lebih dari satu hari. Ia juga tidak mengetahui jika suaminya memiliki senjata api atau bahan kimia.

“Kalau bahan kimia mah nggak tau. (Tapi memang bapak hobinya koleksi senjata air soft gun?) Ia karena memang jualan. (Kalau paket yang sering datang belakangan ini?) Oh itu paket senjata air soft gun,” katanya saat ditemui di kediamannya, Kamis (2/1).

Sifa menambahkan, dua hari lalu sempat datang seseorang yang menanyakan tentang suaminya. Namun ia tidak mengetahui jika yang menanyakan itu adalah tim Densus 88. Ia pun sempat terkejut saat petugas datang menangkap suaminya.

Sementara itu, Hapy Sibgotulloh keponakan dari Rozak dikembalikan oleh aparat usai dimintai keterangan. Selain itu, dua orang lainnya yang merupakan rekan dari Hapy ikut dipulangkan. Namun mereka tidak diperkenankan keluar rumah karena masih dalam pengawasan petugas. Rozak ditangkap bersama isteri kedua, Nurmaningsih dan masih ditahan pasukan Densus 88.

Perburuan Santoso


Masih terkait perburuan teroris, hingga kini kepolisian mengaku kesulitan menangkap gembong teroris bernama Santoso. Hal ini lantaran sulitnya Densus 88 menjangkau wilayah yang terletak di hutan wilayah Poso, Sulawesi Tengah tersebut.

Namun, Kepala Kepolisian Indonesia Sutarman terus mengerahkan anggotanya dan juga bekerjasama dengan TNI untuk melacak keberadaan kaki tangan Abu Roban tersebut.

"Kita sudah meminta kerjasama dengan TNI, TNI mempunya kemampuan untuk latihan. Jadi area itu sudah digunakan untuk latihan militer, tujuannya dengan latihan militer itu bisa menyisir supaya dia bisa diketemukan, kemudian bahan peledak ditemukan, senjata ditemukan, yang dikubur di hutan di dalam area latihan mereka. Dia kan sudah tahu dengan teknologi GPS barang itu ditaruh sehingga diketahui koordiatnya," kata Sutarman.

Santoso adalah terduga teroris yang sedang diburu oleh tim Densus 88. Santoso merupakan tangan kanan dari Abu Roban yang juga memimpin pelatihan teroris di wilayah Poso, Sulawesi tengah. Santoso juga diduga terlibat dalam penembakan tiga anggota polisi di Depan kantor BCA di palu pada Mei 2011 silam.

Usulan Kemenkominfo

Sementara, untuk menghentikan aksi teroris melalui internet, Kementerian Komunikasi dan Informatika meminta kepolisian mengirim tautan situs-situs yang menampilkan cara merakit bom.

Juru bicara Kemenkominfo Gatot S Dewabroto mengatakan lembaganya siap untuk memblokir situs tersebut. Kata dia, hanya butuh waktu beberapa jam untuk memblokir suatu situs.

"Kami mohon dikirim link nya. Karena kalau kami blok sendiri mungkin nanti bukan target yang diinginkan. Saya kira kepolisian tahu prosedurnya. Setelah itu cuma butuh waktu beberapa jam untuk memblokirnya. Setelah link diterima akan kami verifikasi supaya tidak salah. Kalau salah nanti kami yang digugat," kata Gatot S Dewabroto saat dihubungi KBR68H.

Juru bicara Kemenkominfo Gatot S Dewabroto menambahkan, masyarakat umum juga dapat mengadukan situs-situs yang dinilai melanggar hukum ke Kemenkominfo.

Kepala Badan Penyidik Kepolisian Indonesia, Suhardi Alius telah meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika memblokir situs-situs yang memuat konten merakit bom. Menurut Suhardi, Konten merakit bom dengan metode sederhana masih bebas di internet.

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending