KBR68H, Jakarta - Pemerintah Daerah Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur meminta tim dokter Malaysia mengungkapkan fakta kondisi keluarga dan lingkungan Wilfrida dalam hasil tes kejiwaannya. Tujuannya, untuk mengetahui kebenaran soal tekanan ekonomi yang berdampak pada faktor kejiwaannya. Dia adalah TKI asal Belu yang terancam hukuman mati karena membunuh majikannya. (Baca: TKI Wilfrida : KBRI Tak Maksimal Bela Saya)
Bupati Belu Joaquin Lopes mengatakan, pihaknya telah memberikan keleluasaan kepada tim dokter untuk memeriksa kondisi keluarga dan tempat tinggal Wilfrida langsung di Belu, NTT pada Jumat lalu. (Baca: Kumpulkan Bukti, Wilfrida Jalani Tes Kejiwaan)
“Terutama dari aspek ekonomi, sosial dan budaya. Kita memberikan seluas-luasnya untuk melakukan perekaman jejak perjalanan Wilfrida Soik sejak kecil sampai dengan yang bersangkutan berangkat ke malaysia,” kata Joaquin saat dihubungi KBR68H (5/01).
Sementara itu, menurut Ketua Satgas Perlindungan dan Pelayanan WNI KBRI Malaysia, Dino Wahyudin Hasil test kejiwaan TKI asal Nusa Tenggara Timur Wilfrida Soik bakal rampung pekan depan. Pasalnya pada tanggal 12 Januari mendatang, Wilfrida bakal kembali menjalani sidang untuk menyerahkan hasil lengkap test kejiwaannya kepada Hakim Malaysia.Dino Wahyudin mengatakan, tim dokter yang dikirim ke tempat asal Wilfrida di Belu, NTT akan kembali ke Malaysia besok.
“Selain menyampaikan pemeriksaan kejiwaan ini, kamikan kemarin pengacara meminta ada pemanggilan ulang tujuh saksi. Jadi diharapkan pemanggilan ulang ini ada yang bisa dihasilkan dari tujuh saksi itu oleh jaksa. Itu kewajiban jaksa untuk memghadirkan mereka,” kata Dino saat dihubungi KBR68H (5/01).
Hingga saat ini tim dokter dari Malaysia masih memeriksa kondisi lingkungan dan keluarga Wilfrida Soik. Pekan lalu sidang terhadap TKI asal NTT Wilfrida Soik digelar di persidangan malaysia. Dalam persidangan tersebut hakim Malaysia memberikan waktu selama 10 hari kepada Wilfirida untuk melengkapi rangkaian tes kejiwaannya. Wilfrida Soik terancam hukuman mati karena membunuh majikannya pada 2010 lalu
Editor: Nanda Hidayat