KBR68H, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menilai teknologi modifikasi cuaca hanya berdampak kecil dalam mengalihkan curah hujan.
Kepala bidang informasi dan meteorologi BMKG Kukuh Sri Budiyanto mengatakan diperlukan sejumlah strategi saat menerapkan teknologi modifikasi cuaca. Di antaranya, melakukan penyemaian dini awan hujan saat musim peralihan.
"Kondisi pada saat ada siklon, sehingga muncul awan-awan lokal itu mungkin bisa agak lebih mudah. Akan tetapi kalau dari kondisi yang dari hari minggu kemarin, itu karena ada pasokan uap air yang dari barat daya dan tenggara, itu cakupan awannya cukup luas dan cukup tebal. Itu kalau disemai kemungkinannya sangat kecil," ujar Kukuh dalam perbincangan Sarapan Pagi KBR68H.
Kukuh Sri Budiyanto menambahkan fenomena hujan deras masih akan berlangsung hingga 17 Januari mendatang. Sebelumnya Badan nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan melakukan modifikasi cuaca untuk menanggulangi bencana banjir yang terjadi di Jakarta. Opsi ini diambil untuk menurunkan curah hujan di wilayah Jakarta dan sekitarnya, sehingga banjir besar seperti tahun lalu tak terulang lagi.
Pintu Air Manggarai Siaga II
Sementara itu, pintu air Manggarai siang ini berstatus siaga II. Ini menyusul tingginya curah hujan sejak kemarin. Petugas Pintu Air Manggarai Muhammad Ibnu mengatakan, kektinggian air Kali Ciliwung yang melintasi pintu air Manggarai sudah mencapai 9,25 meter. Ia memprediksi tinggi air akan bertambah jika hujan terus mengguyur hulu kali Ciliwung di Bogor.
"Jadi di Manggarai itu 750 cm-850 cm siaga III. Kemudian 850 cm-950 cm siaga II, dan 950 cm ke atas siaga I. Pintu air di Manggarai saat ini 925 cm sudah mencapai batas Siaga II. Ini diakibatkan curah hujan dan kiriman air dari Bogor dan Depok kemarin sore. Mudah-mudahan kalau di Jakarta, Bogor dan Depok tidak hujan, maka konsisinya cepat stabil," ujar Ibnu di Jakarta, Senin (13/1).
Muhammad Ibnu menambahkan pihaknya akan memantau perkembangan ketinggian air selama 24 jam pada musim penghujan ini. Hal ini dilakukan guna mengantisipasi banjir di Jakarta.
Editor: Antonius Eko