Bagikan:

BMKG: Demi Keselamatan Kami Minta Nelayan Tidak Melaut Dulu

Tingginya kecepatan angin menyebabkan gelombang Laut Jawa saat ini mencapai ketinggian hingga 5 meter. Gelombang tinggi tersebut, diperkirakan akan terjadi sampai sepekan ke depan, sehingga nelayan di Cirebon diimbau untuk tidak melaut untuk sementara wak

NUSANTARA

Kamis, 23 Jan 2014 15:24 WIB

Author

Suara Gratia

BMKG: Demi Keselamatan Kami Minta Nelayan Tidak Melaut Dulu

BMKG, Keselamatan, Nelayan, Melaut

KBR68H, Cirebon – Tingginya kecepatan angin menyebabkan gelombang Laut Jawa saat ini mencapai ketinggian hingga 5 meter. Gelombang tinggi tersebut, diperkirakan akan terjadi sampai sepekan ke depan, sehingga nelayan di Cirebon diimbau untuk tidak melaut untuk sementara waktu. Sebab gelombang laut yang mencapai 5 meter sangat berbahaya bagi kapal kecil maupun kapal besar.

Prakirawan Cuaca di Badan Meteorologi Geofisika, dan Klimatologi (BMKG) Jatiwangi, Ahmad Faa Iziyn mengungkapkan, gelombang tinggi yang terjadi di Laut Jawa karena kuatnya tiupan angin baratan yang mencapai hingga 35 km per jam.

“Demi keselamatan, untuk sementara waktu nelayan-nelayan kecil kami minta tidak melaut dulu. Karena gelombang 3-4 meter saja sudah cukup membahayakan kapal-kapal nelayan. Apalagi ini tinggi gelombang mencapai 3-5 meter,” tuturnya.

Ahmad berharap, gelombang tinggi di perairan Kalimantan yang menyebabkan hilangnya 11 orang nelayan Indramayu pekan lalu, tidak terjadi lagi.

Menurutnya, hingga sepekan ke depan di laut Jawa akan terjadi gelombang tinggi sampai 5 meter. Namun ia mengakui, dalam kondisi cuaca saat ini, bisa saja 3-4 hari ke depan cuaca bisa berubah.

“Puncak musim hujan terjadi pada Januari sampai Februari, seperti sekarang ini, perubahan cuaca secara signifikan bisa saja terjadi. Oleh karena itu, kami akan selalu memantau cuaca,” katanya.

Perubahan cuaca, imbuhnya, tergantung pergerakan atmosfer di wilayah Indonesia. Ahmad Faa Iziyn menjelaskan, dalam kondisi cuaca normal gelombang laut jawa hanya mencapai ketinggian 1-2 meter.

Terkait banjir yang terjadi di beberapa daerah di wilayah Cirebon, seperti di Indramayu, Kota dan Kabupaten Cirebon, Ahmad mengatakan, penyebab banjir selain tingginya curah hujan adalah kurangnya daerah resapan air di wilayah tersebut. “Sebenarnya curah hujan di wilayah Cirebon, Indramayu dan sekitarnya mencapai 100 milimeter per hari, ukuran ini masih terbilang normal,” ungkapnya.

Hanya saja, karena intensitas hujan saat ini lebih sering turun akhirnya berdampak pada banjir. “Tidak aneh kalau ada suatu tempat yang biasanya tidak banjir sekarang malah terkena banjir. Karena hujan turun setiap hari, sementara daerah resapan air kurang, sehingga air tumpah ruah kemana-mana,” pungkasnya. (Frans C. Mokalu)

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending