Aktivis Lingkungan: Kabel Bawah Laut Ganggu Terumbu Karang
Lembaga nirlaba yang bergerak dalam konservasi terumbu karang, Coral Triangle Center (CTC) meminta PLN distribusi Bali mengevaluasi kembali pemasangan kabel bawah laut yang menyuplai kebutuhan listrik Kepulauan Nusa Penida.

NUSANTARA
Kamis, 23 Jan 2014 16:13 WIB


Kabel Bawah Laut, Terumbu Karang, Bali
KBR68H, Denpasar - Lembaga nirlaba yang bergerak dalam konservasi terumbu karang, Coral Triangle Center (CTC) meminta PLN distribusi Bali mengevaluasi kembali pemasangan kabel bawah laut yang menyuplai kebutuhan listrik Kepulauan Nusa Penida.
Hal ini mengingat keberadaan kabel bawah laut yang memiliki diameter sekitar 10 sentimeter tersebut melintang diantara bentangan terumbu karang.
Petugas Penjangkau Komunitas (Community Outreach Officer) CTC Nusa Penida Wira Sanjaya menyampaika, keberadaan kabel bawah laut pada bentangan terumbu karang dapat menghambat pertumbuhan karang. Selain itu, keberadaan kabel bawah laut tersebut cukup mengganggu kenyamanan wisatawan saat melakukan penyelaman.
“Teman-teman dive operator di sana sempat menghitung kerugian dengan adanya kejadian itu, karena otomatis mereka tidak bisa membawa tamu diving ataupun snorkeling di daerah itu, daerah itu kita sebut blue corner karena daerah yang memang cukup ramai dan cukup diminati oleh para penyelam untuk melakukan aktivitas penyelaman” kata Wira Sanjaya di Denpasar, Kamis (23/1).
Wira Sanjaya menyebutkan sebelumnya asosiasi penyelam di Nusa Penida sempat menawarkan diri untuk membantu memindahkan posisi kabel agar tidak tepat di atas terumbu karang. Bahkan para penyelam siap membantu secara sukarela, namun belum ada respon dari PLN distribusi Bali.
Learning Site KKP
Selain itu CTC juga mengusulkan kepada Pemerintah Provinsi Bali untuk menjadikan Kepulauan Nusa Penida di Kabupaten Klungkung Bali sebagai Learning Site (lokasi pembelajaran) kawasan konservasi perairan (KKP). Apalagi Kawasan Nusa Penida merupakan kawasan pesisir yang memiliki kombinasi keragaman ekosistem yang cukup beragam. Sebab di kawasan tersebut terdapat padang lamun, terumbu karang dan hutan mangrove.
Learning Sites Manager CTC Marthen Willy menyampaikan, bagi CTC Nusa Penida memiliki nilai lebih dan keistimewaan. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh CTC dengan dukungan Lembaga bantuan pembangunan Amerika Serikat (USAID) dari tahun 2008-2011, di perairan Nusa Penida telah diidentifikasikan ada sekitar 1419 hektar terumbu karang yang dihuni oleh 298 jenis karang dan 576 jenis ikan. Lima jenis ikan diantaranya merupakan jenis baru yang belum pernah dijumpai di dunia.
“Lalu yang kedua hewan-hewan kharismatik dan eksotik, mola-mola misalnya cuma di Nusa Penida. Walaupun pernah ditemui di Tulamben, ya itu kalau kebetulan dan waktunya tidak bisa diprediksikan yang bisa diprediksi cuma di sini “ kata Marthen Willy.
Marthen menambahkan bisnis pariwisata di Nusa Penida juga cukup menjanjikan. Terbukti dari hasil survei profil wisata Bahari yang dilakukan CTC di Nusa Penida tahun 2011 menunjukkan jumlah kunjungan wisatawan ke Nusa penida 246.000 orang per tahun. Selain itu, dari setiap wisatawan yang berkunjung rata-rata bersedia memberikan kontribusi untuk kelestarian laut sebesar 5-15 dolar per wisatawan per kunjungan.
Editor: Anto Sidharta
Hal ini mengingat keberadaan kabel bawah laut yang memiliki diameter sekitar 10 sentimeter tersebut melintang diantara bentangan terumbu karang.
Petugas Penjangkau Komunitas (Community Outreach Officer) CTC Nusa Penida Wira Sanjaya menyampaika, keberadaan kabel bawah laut pada bentangan terumbu karang dapat menghambat pertumbuhan karang. Selain itu, keberadaan kabel bawah laut tersebut cukup mengganggu kenyamanan wisatawan saat melakukan penyelaman.
“Teman-teman dive operator di sana sempat menghitung kerugian dengan adanya kejadian itu, karena otomatis mereka tidak bisa membawa tamu diving ataupun snorkeling di daerah itu, daerah itu kita sebut blue corner karena daerah yang memang cukup ramai dan cukup diminati oleh para penyelam untuk melakukan aktivitas penyelaman” kata Wira Sanjaya di Denpasar, Kamis (23/1).
Wira Sanjaya menyebutkan sebelumnya asosiasi penyelam di Nusa Penida sempat menawarkan diri untuk membantu memindahkan posisi kabel agar tidak tepat di atas terumbu karang. Bahkan para penyelam siap membantu secara sukarela, namun belum ada respon dari PLN distribusi Bali.
Learning Site KKP
Selain itu CTC juga mengusulkan kepada Pemerintah Provinsi Bali untuk menjadikan Kepulauan Nusa Penida di Kabupaten Klungkung Bali sebagai Learning Site (lokasi pembelajaran) kawasan konservasi perairan (KKP). Apalagi Kawasan Nusa Penida merupakan kawasan pesisir yang memiliki kombinasi keragaman ekosistem yang cukup beragam. Sebab di kawasan tersebut terdapat padang lamun, terumbu karang dan hutan mangrove.
Learning Sites Manager CTC Marthen Willy menyampaikan, bagi CTC Nusa Penida memiliki nilai lebih dan keistimewaan. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh CTC dengan dukungan Lembaga bantuan pembangunan Amerika Serikat (USAID) dari tahun 2008-2011, di perairan Nusa Penida telah diidentifikasikan ada sekitar 1419 hektar terumbu karang yang dihuni oleh 298 jenis karang dan 576 jenis ikan. Lima jenis ikan diantaranya merupakan jenis baru yang belum pernah dijumpai di dunia.
“Lalu yang kedua hewan-hewan kharismatik dan eksotik, mola-mola misalnya cuma di Nusa Penida. Walaupun pernah ditemui di Tulamben, ya itu kalau kebetulan dan waktunya tidak bisa diprediksikan yang bisa diprediksi cuma di sini “ kata Marthen Willy.
Marthen menambahkan bisnis pariwisata di Nusa Penida juga cukup menjanjikan. Terbukti dari hasil survei profil wisata Bahari yang dilakukan CTC di Nusa Penida tahun 2011 menunjukkan jumlah kunjungan wisatawan ke Nusa penida 246.000 orang per tahun. Selain itu, dari setiap wisatawan yang berkunjung rata-rata bersedia memberikan kontribusi untuk kelestarian laut sebesar 5-15 dolar per wisatawan per kunjungan.
Editor: Anto Sidharta
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai