KBR68H, Jakarta – Wahana Lingkungan Hidup WALHI Nusa Tenggara Timur beniat menyodorkan kontrak kerja kepada para calon gubernur dan wakil gubernur NTT.
Dalam kontrak kerja itu WALHI meminta para kandidat menyetujui penghentian aktivitas tambang di NTT.
Anggota Walhi NTT, Hironimus Marut mengatakan, hampir seluruh calon gubernur dan wakilnya berkampanye menolak aktivitas tambang untuk mencari simpati dari warga.
Tapi menurutnya, kampanye tersebut harus ditindaklanjuti dengan komitmen tertulis.
"Kita kan sudah melacak rekam jejak calon calon ini. Karena persoalan tambang jadi isu paling seksi. Makanya, baru saat ini mereka ungkapkan pikirian, bahwa mereka menolak pertambangan. Tapi kita juga tahu, bahwa sikap mereka terhadap pertambangan tidak jelas," kata Hironimus Marut.
Menjelang pemilihan gubernur NTT yang akan dilaksanakan 18 Maret mendatang, kampanye tolak tambang menjadi cara para cagub-cawagub meraih simpati warga. Hampir semua para cagub dan cawagub NTT mengaku punya sikap politik untuk menolak pertambangan di NTT.
Pilkada NTT akan diramaikan enam pasangan calon. Di antaranya, Frans Lebu Raya-Benny Alexander Litelnony, Esthon Leyloh Foenay-Paul Edmund Tallo, Ibrahim Agustinus Medah-Emanuel Melkiades Laka Lena, Benny Kabur Harman-Wellem Nope, Benediktus Bosu-Melkianus Adoe serta calon dari jalur independen, Christian Rotok-Abraham Paul Liyanto.