Sesepuh Sedulur Sikep di Pati Mengaku Namanya Disalahgunakan

KBR68H, Pati - Sesepuh Sedulur Sikep warga Desa Baturejo Kecamatan Sukolilo meminta masyarakat Pati untuk mengabaikan jika ada orang yang mengaku mewakilinya. Permintaan tersebut, karena belakangan ini, banyak orang yang mengaku sebagai perwakilan masyarakat adat sedulur sikep untuk kepentingan pribadinya.

Masyarakat adat Sedulur Sikep tetap memegang teguh ajaran pendahulunya untuk meninggalkan hal-hal yang merugikan orang lain. Mereka selalu mengajarkan kebaikan kepada sesama.

Sesepuh Sedulur Sikep, Mbah Purwadi saat Ngabiyantoro (bersilahturahmi) dengan Bupati Pati di Pendopo Kabupaten Pati, Senin siang mengatakan, sampai saat ini 800 jiwa Sedulur Sikep yang tersebar di empat rukun tetangga (RT) tetap melestarikan pesan para leluhurnya.

“Anda juga sudah tahu sikapnya masyarakat sedulur sikep, mengunjing itu tidak mau, apalagi berunjuk rasa (ngumbar suworo) itu juga tidak mau. Kalau ada yang mengaku orang sikep dan keturunannya, kok `ngumbar suworo` silahkan anda tidak mengakuinya (monggo panjenengan kukut). Maka ketika saya menghadap ke gubernur, beliau percaya karena kita tidak akan demo,” jelasnya.

Bupati Pati, Haryanto usai bertemu dengan sesepuh sedulur sikep mengaku berterima kasih dengan sikap Sedulur Sikep yang telah melakukan silahturahmi. Ia mengatakanm, tidak ada agenda tertentu dalam pertemuan itu, karena mereka ingin menyatakan diri sedulur sikep pada intinya dalam menentukan sikap tidak mewakilkan pada siapapun.

“Karena mereka rencananya akan melakukan pertemuan masyarakat sedulur sikep, dan saya diharapkan untuk datang disana. Namun yang terpenting, masyarakat adat sedulur sikep, untuk dapat mewujudkan kesinambungan pembangunan daerah,” kata Haryanto.
 
Dalam pertemuan itu, sesepuh sedulur sikep yang hadir diantaranya Mbah Hadi, Mbah Purwadi, Mbah Maniyo, Mbah Jasri, Mbah Suyoto dan Mbah Gito. Sementara Bupati Pati Haryanto didampingi Wakil Bupati Budiyono, dan Ketua DPRD Kabupaten Pati, Sunarwi.