Bagikan:

Reserse Narkoba Polda Sumut Keluhkan Keterbatasan Anggaran

Direktorat Reserse Narkoba Kepolisian Daerah Sumatera Utara mengeluhkan minimnya anggaran pemerintah untuk pengungkapan kasus narkoba. Direktur Reserse Narkoba Kepolisian Daerah Sumatera Utara Toga Panjaitan menjelaskan, jumlah anggaran untuk satu kasus

NUSANTARA

Jumat, 18 Jan 2013 18:07 WIB

Reserse Narkoba Polda Sumut

KBR68H, Medan – Direktorat Reserse Narkoba Kepolisian Daerah Sumatera Utara mengeluhkan minimnya anggaran pemerintah untuk pengungkapan kasus narkoba.

Direktur Reserse Narkoba Kepolisian Daerah Sumatera Utara Toga Panjaitan menjelaskan, jumlah anggaran untuk satu kasus hanya belasan juta rupiah saja.

"Untuk satu kasus narkoba di Polda Sumut, mendapat anggaran sebesar Rp13 juta. Anggaran ini sangat kecil dibanding Direktorat Narkoba Bareskrim Mabes Polri yang jumlah anggaran 1 kasusnya sebesar Rp28 juta ditambahkan anggaran pengembangan, jika kasusnya cukup besar," ucap Toga saat pemusnahan barang bukti narkoba di depan Markas Direktorat Reserse Narkoba Polda Sumut, pagi tadi.

Berbeda lagi dengan BNN lanjut Toga, untuk satu kasus narkoba anggaran yang disediakan dari pemerintah sebesar Rp 68 juta. "Ini merupakan salah satu kendala pihak kepolisian dalam memberantas narkoba dan itu baru dari segi anggaran," sebutnya.

Selain itu, kata bekas Kapolres Labuhan Batu ini, masalah sarana dan prasarana juga menjadi kendala. "Di Polda Sumut ini tidak mempunyai alat penyadap telekomunikasi yang fungsinya untuk mengecek SMS dan hubungan telepon. Harga satu alat tersebut sebesar Rp 56 milyar. Belum lagi dari segi alat transportasi, SDM (Sumber Daya Manusia) dan sebagainya," keluhnya.

"Memang banyak kendala dalam memberantas narkoba, maka dari itu pihak kepolisian sangat membutuhkan bantuan dan dukungan dari seluruh aspek masyarakat jika ada informasi mengenai narkoba," tambahnya.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending