Bagikan:

Pupuk di NTB Langka, PT Pupuk Kaltim Diminta Perkuat Armada Angkutan

PT Pupuk Kaltim diminta memperkuat armada angkutan laut menyusul kelangkaan pupuk urea di beberapa wilayah di Nusa Tenggara Barat (NTB). Dalam pertemuan komisi II DPRD NTB dengan pihak Pupuk Kaltim beberapa waktu yang lalu, masalah angkutan menjadi salah

NUSANTARA

Senin, 28 Jan 2013 17:06 WIB

Pupuk di NTB Langka, PT Pupuk Kaltim Diminta Perkuat Armada Angkutan

Pupuk di NTB

KBR68H, Mataram – PT Pupuk Kaltim diminta memperkuat armada angkutan laut menyusul kelangkaan pupuk urea di beberapa wilayah di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Dalam pertemuan komisi II DPRD NTB dengan pihak Pupuk Kaltim beberapa waktu yang lalu, masalah angkutan menjadi salah satu kendala ketersediaan pupuk. Karena itu, PT Pupuk Kaltim diharapkan menyediakan armada angkutan yang memadai untuk distribusi pupuk bagi petani.

Anggota Komisi II (Bidang Pertanian) DPRD NTB M Hadi Sulthon mengatakan, jika kapal penyeberangan menjadi kendala distribusi pupuk, maka PT Pupuk Kaltim  sebaiknya melakukan kontrak dengan pihak ketiga untuk menjamin pengapalan pupuk tetap lancar.
 
Sulthon mengatakan, pupuk merupakan salah satu instrumen penting dalam pertanian masyarakat. Namun hampir setiap tahun, masalah kelangkaan pupuk selalu terdengar. Pemprov NTB bersama dengan perusahaan distributor pupuk diminta tetap berkomunikasi agar stok pupuk yang dibutuhkan petani bisa tersedia dengan baik.
 
“Jika kendala angkutan selalu menjadi alasan, tentu petani yang akan jadi korban,” kata Sulthon.
 
DPRD, kata dia, juga mengharapkan agar kios-kios yang menjual pupuk diatas Harga Eceran Tertinggi (HET) segera ditertibkan karena bisa merugikan pembeli. Pemprov NTB juga diminta tetap melakukan pengawasan untuk menjamin tidak adanya pihak yang “bermain” terhadap stok pupuk serta harga yang di pasaran.


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending