KBR68H, Mataram - Polisi menelusuri keterkaitan para terduga teroris yang tewas di Bima dan Dompu dengan keberadaan Pondok Pesantren Umar Bin Khattab atau UBK di Bima, Nusa Tenggara Barat.
Kepala Kepolisian NTB Mochammad Iriawan mengatakan polisi akan terus menelusuri jaringan teroris di Bima dan di Poso.
Polisi memberlakukan status siaga satu di Bima dan Dompu, NTB,
setelah mereka menggerebek lima terduga teroris di dua wilayah itu pada
akhir pekan ini.
"Kita sedang memperdalam pemeriksaan dan
investigasi Densus. Ini mungkin Mabes Polri akan menyelidiki masalah
keterkaitan dengan UBK," kata
Polisi menembak mati tujuh buronan
teroris Poso yang bersembunyi di Bima, Nusa Tenggara Barat. Di dalam
proses penangkapan itu, polisi menyita barang bukti satu bom pipa siap
ledak serta empat bom pipa masih dalam perakitan.
Polisi juga menemukan sejumlah bahan kimia pembuat bom seperti urea, asam nitrat, sodium, paku besi, dan baterai.
Beberapa waktu lalu Menteri Agama Suryadharma Ali menyatakan Pondok Pesantren Umar bin Khattab merupakan pesantren ilegal, atau tidak terdaftar di Kementerian Agama. Suryadharma juga menyebut kurikulum pesantren itu tidak jelas dan pendidikannya bersifat tertutup.
Pernyataan itu dikeluarkan, setelah terjadi kasus ledakan bom rakitan di pesantren tersebut. Polisi menyatakan sejumlah orang sebagai tersangka, termasuk pengasuh pesantren Abrori. Pesantren itu menjadi incaran polisi sejak 2011.