Bagikan:

PGRI NTB: Penghapusan RSBI Hapus Sekat di Bidang Pendidikan

Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Nusa Tenggara Barat menyatakan Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) berdampak buruk karena membuat siswa non RSBI minder. Ketua PGRI NTB, Ali A Rahim mengatakan, iuran sekolah RSBI pun cukup mahal, wala

NUSANTARA

Senin, 14 Jan 2013 15:08 WIB

PGRI NTB, RSBI

KBR68H, Mataram – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Nusa Tenggara Barat menyatakan Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) berdampak buruk karena membuat siswa non RSBI minder. Ketua PGRI NTB, Ali A Rahim mengatakan, iuran sekolah RSBI pun cukup mahal, walau pendidikan yang diterima sama seperti sekolah lainnya.

Pasca putusan Mahkamah Konstitusi yang menghapus keberadaan RSBI, Ali yakin kondisi ini akan menghapus sekat pendidikan yang selama ini terjadi. Menurut dia, siswa miskin atau kaya mempunyai kesempatan yang sama untuk masuk ke sekolah favorit, jika anak itu pintar.

"Keputusan MK yang membubarkan RSBI itu, karena menyalahi UU Dasar yang telah ditetapkan. Kita harus patuh dalam melaksanakan aturan yang telah ada. Karena sejumlah orang tua murid menyambut baik dihapuskannya RSBI karena tidak membedakan antara sekolah yang satu dengan yang lain," kata Ali A Rahim.

Ali menuturkan, sekolah SD, SMP dan SMA di NTB yang berstatus RSBI harus mengikuti keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang telah menghapus RSBI. Tapi ia berharap, penghapusan RSBI itu tidak boleh membuat pihak sekolah menurunkan mutu dan kualitasnya dalam proses belajar mengajar. Sekolah bersangkutan harus menjalankan proses belajar mengajarnya, walau status RSBI tidak disandang lagi.

Di NTB lanjut Ali, sekolah SD hingga SMA yang berstatus RSBI hanya 1 unit di 9 kabupaten dan Kota. Hanya Kota Mataram yang memiliki dua sekolah RSBI dari jenjang SD hingga SMA. RSBI ini baru berjalan selama 5 tahun, sehingga tidak ada masalah, jika dihapus.


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending