KBR68H, Jakarta - Sekitar 700 orang korban banjir di posko pengungsian Muara Kapuk, Jakarta Utara mengeluh kekurangan air bersih.
Di samping itu fasilitas Mandi Cuci Kakus (MCK) juga terbatas.
Koordinator Relawan Perawat Ambulans DKI Maryanto mengatakan, kebutuhan air bersih terutama air minum saat ini sangat mendesak, pasalnya pasokan bantuan air kemasan yang dikirimkan relawan sudah makin menipis.
"Fasilitas air bersih memang terbatas, sama fasilitas WC. Terus di pengungsian ini di atas juga mati listrik," kata Maryanto di pengungsian RW 5 dan RW 1, Muara Kapuk.
Koordinator Relawan Perawat Ambulans DKI, Maryanto menambahkan, pengungsi banjir juga sudah mulai terkena beragam penyakit, terutama gatal-gatal dan diare. Namun sejauh ini kebutuhan obat-obatan sangat cukup untuk mengatasi keluhan tersebut.
Warga pun sudah mulai mendapatkan bantuan beras dari pemerintah dan swasta. Banjir di Muara Kapuk terjadi akibat luapan Kali Angke, Jakarta Barat.
Pengungsi diungsikan di masjid dan gedung sekolah. Ketinggian air di wilayah itu mulai dari 70 cm hingga 170 cm.