Bagikan:

Pengelolaan Keuangan Pemkot Medan Masih Buruk

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Medan menilai terhambatnya pembayaran pengerjaan proyek oleh pemerintah kota kepada rekanan akibat buruknya sistim pengelolaan keuangan oleh Tim Pengelola Keuangan (TPK).

NUSANTARA

Selasa, 22 Jan 2013 17:28 WIB

keuangan, medan, sumatera utara

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Medan menilai terhambatnya pembayaran pengerjaan proyek oleh pemerintah kota  kepada rekanan akibat buruknya sistim pengelolaan keuangan oleh Tim Pengelola Keuangan (TPK).

"Ini kan menjadi pertanyaan besar. Kenapa hal ini bisa terjadi, apalagi kekurangan anggaran itu terjadi pada anggaran 2012 lalu. Kalaupun Pemko Medan katakan boleh menggunakan anggaran tahun 2013 untuk menutupinya, ini tetap menjadi pertanyaan. Bagaimana nanti mekanime laporannya?, " tanya anggota Komisi C DPRD Kota Medan, Jumadi.

Seharusnya, kata Jumadi, untuk mencegah terjadinya tertundanya pembayaran itu, TPK Pemko Medan terlebih dahulu membuat rencana penganggaran pada anggaran belanja langsung.

Namun, belum baiknya tata kelola keuangan daerah oleh TPK Pemko Medan, membuat pembayaran hasil kerja proyek rekanan menjadi terhambat.

Sebelumnya, Pemerintah Kota Medan hingga kini masih menunggak pembayaran pengerjaan proyek yang dilakukan oleh rekanan. Pasalnya, Pemko Medan belum menerima dana bagi hasil dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sebesar Rp 265 miliar.
 
Menurut Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan, H Irwan Ritonga, dana itu tidak bisa dikucurkan dikarenakan belum adanya pembahasan hasil evaluasi dari Kementerian Dalam Negeri oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumut.
 
Sumber: http://www.starberita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=86206:dprd-pengelolaan-keuangan-pemko-medan-belum-baik&catid=37:medan&Itemid=457

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending