Bagikan:

Penanganan Kasus Syiah, Pemkab Sampang Dianggap Membangkang Perintah SBY

NUSANTARA

Rabu, 23 Jan 2013 23:23 WIB

Syiah, Sampang, Relokasi, Pengungsi, Universalia

KBR68H, Jakarta - Pemerintah Sampang, Jawa Timur dinilai membangkang lantaran tidak menjalankan perintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam menyelesaikan pelanggaran HAM warga Syiah.


Ketua Dewan Pembina LBH Universalia, Mustahid mengatakan saat ini warga Syiah yang mengungsi di Gelanggang Olahraga (GOR) Sampang dalam kondisi memprihatinkan.


Pemda Sampang menghentikan bantuan pasokan makanan. Sementara pengungsi tidak boleh keluar dari GOR Sampang untuk pulang ke rumah. Mereka pun masih dipaksa pindah keyakinan ke aliran Sunni jika ingin hidup bebas di Madura.


"Jadi instruksi Presiden memberikana jaminan keamanan, dan mengembalikan pengungsi sampang itu ke kampungnya, ini tidak berjalan di lapangan. Jadi presiden sudah bagus menggelar rapat kabinet yang mengendors semua menteri kabinet untuk menyelesaikan. Masalah sampang ini, bahkan menteri pendidikan ini sudah datang. Bahkan orang Sampang ini bilang yang belum jalan ini cuma Presiden," kata Mustahid di Kantor Dewan Pertimbangan Presiden Jakarta, Rabu (22/1/2013).


Ketua Dewan Pembina LBH Universalia, Mustahid menambahkan sudah enam bulan belakangan ini pengungsi Syiah di Sampang tidak mendapatkan perlakuan layak. Mereka terus diintimidasi aparat negara bahkan Pemda Sampang.


Saat ini para pengungsi menggantungkan kebutuhan sehari-hari dari relawan dan sumbangan LSM.


Sejak Agustus tahun lalu, warga Syiah diusir dari rumah mereka di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam. Rumah mereka dibakar massa intoleran.


Sejak saat itu, 165 orang warga Syiah tinggal di dalam GOR tersebut dengan status sebagai pengungsi. Bahkan pimpinan mereka, Tajul Muluk dipenjara lantaran dituding melakukan penistaan agama.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending