KBR68H, Jakarta - Sistem noken (penggunaan tas asli Papua) masih akan digunakan dalam pemilihan bupati dan wakil bupati di Papua, meskipun sempat memicu kekerasan dalam pemilihan gubernur kemarin.
Anggota KPU Papua Hasyim Sangaji mengatakan ini tidak bisa dihilangkan karena menjadi budaya masyarakat Papua. Hanya saja kata Sangaji, sistem noken ini akan diperbaiki, supaya hak suara tidak dipindahtangankan.
"Artinya kepala suku dan kepala adat bisa mewakii 300 orang ke dalam noken, tidak dibenarkan. Ini wajib setiap orang datang ke tempat pemungutan suara, kemudian surat suara dalam noken harus di coblos. Setelah pemungutan suara, untuk siapa noken itu. Jadi kalau ada enam pasang ada enam noken. Kalau mereka memilih empat pasang, itu empat noken, tetapi kotak suara tetap disediakan oleh KPU Provinsi," jelas Sangaji di program Sarapan Pagi KBR68H.
Pemilihan gubernur dan wakil gubernur Papua kemarin memakan korban jiwa. Ketua Komisi A DPRD Tolikara, Papua, Husia Yosia Karoba tewas dikeroyok pendukung Partai Demokrat.
Kepala Kepolisian Tolikara, Alexander Lauw mengatakan, amuk warga itu terjadi setelah warga sepakat memilih pasangan calon gubernur Lukas Enembe dan Wakil Gubernur Klemen Tinal melalui sistem noken. Mekanisme sistem ini berupa kesepakatan satu komunitas (kampung atau distik) untuk memilih calon, kemudian mencoblos dan memasukkan surat suara ke dalam noken.Tapi korban nekat memilih pasangan lain.
Noken Tetap Digunakan dalam Pilkada di Papua
Sistem noken (penggunaan tas asli Papua) masih akan digunakan dalam pemilihan bupati dan wakil bupati di Papua, meskipun sempat memicu kekerasan dalam pemilihan gubernur kemarin.

NUSANTARA
Rabu, 30 Jan 2013 10:26 WIB


parpol, pilkada, papua
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai