KBR68H, Jakarta - Aliansi Menolak Topeng Restorasi (Aliansi Metro) meminta kepolisian menangkap dalang penyerangan pengunjuk rasa di depan kantor Partai Nasional Demokrat, pekan lalu.
Kuasa hukum Aliansi Metro, Maruli Tua Rajagukguk mengatakan aksi penyerangan pada Rabu 16 Januari lalu bukan merupakan reaksi tanggap, namun telah direncanakan sebelumnya.
"Itu untuk mempertajam fakta-fakta yang sebelumnya sudah disampaikan. Saksi-saksi baru dan BAP tambahan ini kami sampaikan bahwa dalam proses penyerangan tersebut merupakan penyerangan yang direncanakan pihak-pihak tertentu untuk menyerang kami, dari aliansi Metro yang melakukan aksi di depan Nasdem. Jadi penyerangan tersebut bukan dilakukan secara tiba-tiba, tetapi ada perencanaan terlebih dahulu. Itu fakta-fakta baru yang kami sampaikan," kata Maruli Rajagukguk.
Pada aksi 16 Januari lalu, sejumlah orang Aliansi Melawan Topeng Restorasi (Aliansi Metro) dan Aliansi Sovi (Solidaritas perempuan untuk Luviana) mendatangi kantor DPP Nasdem dimana pemimpin MetroTV Surya Paloh berkantor.
Mereka menuntut keadilan bagi Luviana, karyawan MetroTV yang dipecat tanpa alasan. Namun demonstran justru dihajar puluhan orang berbaju preman maupun pria berseragam Satgas Gemuruh Nasdem. Sejumlah orang luka dan satu mobil pengangkut demonstran rusak.