Bagikan:

Kecurangan Berjamaah UN Dipastikan Tidak Terjadi di NTB

Penanggungjawab Ujian Nasional (UN) Nusa Tenggara Barat (NTB) Sunarpi memastikan, kecurangan berjamaah Ujianh Nasional tidak akan terjadi. Sebab, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2013 ini memberikan 20 paket soal UN untuk meminimalisir terjadin

NUSANTARA

Kamis, 10 Jan 2013 11:32 WIB

UN, NTB

KBR68H, Mataram - Penanggungjawab Ujian Nasional (UN) Nusa Tenggara Barat (NTB) Sunarpi memastikan, kecurangan berjamaah Ujianh Nasional tidak akan terjadi. Sebab, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2013 ini memberikan 20 paket soal UN untuk meminimalisir terjadinya kecurangan berjamaah.

Jumlah paket soal itu meningkat 4 kali lipat dibandingkan tahun 2012 lalu sebanyak 5 paket. Hal itu dalam upaya mewujudkan pendidikan yang jujur. 

"Pemerintah terus berikhtiar untuk mewujudkan pelaksanaan UN yang jujur dan berkualitas. Salah satunya dengan adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) yang memadai dalam upaya memperketat pengawasan dalam setiap tahapan pelaksanaan UN. Paket soal yang ditambah juga upaya untuk mewujudkan itu," kata Sunarpi.

Ia menuturkan, selain itu perbedaan yang menonjol pada UN tahun ini adalah diikutsertakannya Ujian Nasional Program Kesetaraan (UNPK) paket pada UN utama. Itu artinya tidak ada lagi Ujian Paket A, B maupun C setelah pelaksanaan UN utama. UN akan  mulai dilaksanakan pada 15 April 2013 untuk jenjang SMA/MA/MK, dan UNPK Paket C. "Dengan pola yang baru ini diyakini tidak akan terjadi kecurangan UN tahun ini," tegasnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) NTB, Syafi'I mengatakan, kriteria kelulusan masih tetap seperti UN sebelumnya, yakni 60 persen hasil UN utama dan 40 persen hasil Ujian Sekolah. Banyaknya paket soal itu akan mampu menekan terjadinya gangguan pihak tertentu yang ingin merusak citra UN.


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending