Bagikan:

Kabupaten/Kota di NTB Belum Miliki Gudang Logistik Bencana

10 kabupaten/kota se-NTB tidak memiliki gudang stok logistik bencana. Akibatnya, stok logistik untuk bencana alam ditampung di gudang-gudang yang disewa.

NUSANTARA

Kamis, 17 Jan 2013 15:10 WIB

Gudang Logistik Bencana, NTB

KBR68H, Lombok-  10 kabupaten/kota se-NTB tidak memiliki gudang stok logistik bencana. Akibatnya, stok logistik untuk bencana alam ditampung di gudang-gudang yang disewa. Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB, Bachruddin, mengatakan, gudang yang disewa itupun kapasitasnya masih kecil, sehingga sebagian stok logistik itu disimpan di gudang stok milik propinsi.

" Idealnya setiap kabupaten/kota itu harus memiliki gudang stok tersebut sesuai dengan aturan yang ada. Jadi jika terjadi bencana alam di setiap kabupaten/kota se-NTB, maka kebutuhan logistik dasar bagi korban bencana alam dapat segera terpenuhi. Selama ini kan masih dititip di gudang provinsi," katanya.

Bachruddin menuturkan, kabupaten/kota kebagian menyediakan lahan dan gudang. Kemudian pemerintah pusat melalui propinsi kebagian menyuplai stok logistik bencana, seperti 5 ton beras, mie instan, minyak goreng, pakaian dan lainnya. Gudang stok yang dimiliki propinsi diisi stok logistik yang seharusnya ditempatkan di gudang kabupaten/kota. Artinya, jika kabupaten/kota membutuhkan logistik tersebut karena terjadi bencana alam, maka langsung dikirim ke sana.

Saat ini lanjut Bachruddin, stok logistik untuk bencana alam aman. Beberapa kabupaten/kota logistiknya digunakan untuk membantu korban bencana alam sudah ditambah propinsi. " Kemarin Lombok Timur (Lotim) misalnya telah meminta 3 ton beras ke provinsi dan kami sudah drop. Stok logistik mereka sudah dipakai untuk membantu korban angin puting beliung yang terjadi kemarin," tuturnya.

Sumber: http://globalfmlombok.com/content/kabupatenkota-di-ntb-belum-miliki-gudang-stok-logistik-bencana

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending