KBR68H, Jakarta – Banjir yang melanda Jakarta harus dijadikan momentum oleh Gubernur DKI Joko Widodo untuk menghentikan sementara atau moratorium pembangunan mal. Saat ini, Jakarta sudah memiliki 132 mal. Jumlah itu akan bertambah lagi karena akan ada pembangunan 21 mal lagi pada tahun ini. Pengamat tata kota Marco Kusumawijaya mengatakan, pembanguan mal membuat kebijakan konservasi tanah seperti membangun sumur resapan semakin sulit dilakukan. Padahal, kata Marco, tanpa adanya sumur resapan dan waduk resapan maka akan sulit untuk membendung banjir.
“Kebijakan-kebijakan yang tidak penting seperti pembangunan mal atau jalan tol itu harus dihentikan karena terlalu banyak mengambil lahan tanah. Kita punya cukup data tentang struktur geologi Jakarta sehingga sudah bisa menyusun kebijakan sumur resaopan dan waduk resapan yang efektif,”kata Marco saat dihubungi Portalkbr.
Pengamat tata kota Marco Kusumawijaya menambahkan, banjir yang melanda Jakarta terjadi karena kanal yang dibangun pemda tidak bisa lagi menampung air. Karena itu, Gubernur Jakarta Joko Widodo diminta untuk membalik pendekatan yang berorientasi infrastruktur dalam penanganan banjir di Jakarta.
“Pendekatan infrastruktur itu akan membuat orang tergoda untuk meningkatkan air permukaan dengan cara merusak hutan di hulu. Karena itu, pembangunan kanal bisa dikatakan gagal mengatasi banjir Jakarta. Cara yang harus diambil adalah menerapkan kebijakan konservasi air yaitu membangun sumur dan waduk resapan,”ujar Marco.
Jakarta Dilanda Banjir, Stop Pembangunan Mal
KBR68H, Jakarta

NUSANTARA
Kamis, 17 Jan 2013 12:56 WIB


banjir, jakarta
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai