Bagikan:

Berdayakan Posyandu, Provinsi Kalbar Tekan Angka Gizi Buruk

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Barat tidak menampik bahwa kasus gizi buruk masih ada di Kalimantan Barat. Untuk itu pemda terus berupaya menurunkan angka gizi buruk.

NUSANTARA

Kamis, 17 Jan 2013 19:18 WIB

Author

Radio Volare

Provinsi Kalbar, Gizi Buruk

KBR68H, Pontianak - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Barat tidak menampik bahwa kasus gizi buruk masih ada di Kalimantan Barat. Untuk itu pemda terus berupaya menurunkan angka gizi buruk.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar Andi Jab mengatakan, scra paling efektif dan potensial untuk menurunkan gizi buruk dengan melaksanakan program balita di posyandu. Menurut dia, di Posyandu ada pelaksanaan penimbangan bayi yang dilakukan setiap bulan. Dengan cara itu akan diketahui perkembangan berat bayi, jika berat bayi turun maka kasus gizi buruk akan lebih mudah diketehui.

Untuk itu, di 2013 ini Dinkes memprioritaskan program Posyandu yang nantinya akan bekerja sama dengan PKK. Sebab, program Posyandu dinilai sangat efektif dan efisien. Selain itu, program Posyandu juga ringan dari segi biaya.

Ia mengungkapkan, dari APBD Provinsi akan memberikan bantuan untuk semua Kabupaten dan Kota . Dari data tahun 2012, jumlah balita yang datang ke penimbangan posyandu rutin setiap bulannya sekitar 50 persen. Sedangkan 50 persen lagi tidak aktif  atau tidak sama sekali datang. Sehingga, menurut ANdi, wajar jika pihaknya kecolongan kasus gizi baruk.

Andi menambahkan kasus gizi buruk di Kalbar pada tahun 2011 sebanyak 298 kasus, sedangkan tahun 2012 sebanyak  201 kasus.

Untuk Kabupaten yang paling banyak kasus gizi buruk yakni Sanggau 37 kasus, Kubu Raya 36 kasus, Mempawah 31 kasus, Ketapang 21 kasus.  Ia juga menghimbau kalau masyarakat ada menemukan kasus gizi buruk jangan ditutupi-tutupi, sehingga bisa cepat ditangani,. Sebab, semua Kabupaten dan Kota sudah ada pusat perawatan gizi buruk.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending