Bagikan:

ASITA NTB Pertanyakan Uang Jaminan Agen Perjalanan ke Maskapai Batavia

Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Nusa Tenggara Barat (NTB) melayangkan surat ke General Manager (GM) Batavia Air Distrik Mataram pasca ditutupnya maskapai tersebut.

NUSANTARA

Kamis, 31 Jan 2013 14:30 WIB

ASITA NTB Pertanyakan Uang Jaminan Agen Perjalanan ke Maskapai Batavia

ASITA NTB, Batavia

KBR68H, Mataram - Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Nusa Tenggara Barat (NTB) melayangkan surat ke General Manager (GM) Batavia Air Distrik Mataram pasca ditutupnya maskapai tersebut.

Mereka mempertanyakan uang Top Up atau jaminan yang telah dibayarkan para Travel Agent yang menjadi sales tiket Batavia Air. Uang Top Up itu minimal Rp 7 juta. Jumlah sales tiket Batavia Air di NTB sangat banyak.

"Kami mempertanyakan itu, karena jumlahnya di sini cukup banyak yang menjadi salles tiket Batavia Air, termasuk mereka itu semua anggota ASITA NTB. Kami tidak ingin masalah ini tertunda, karena kondisi Batavia Air yang pailid. Jangan sampai keluhan para Salles Tiket ini, ASITA dianggap tidak merespon," kata Ketua ASITA NTB, Agus Mulyadi.

Agus menuturkan, bagi penumpang yang telah memesan tiket Batavia Air disarankan untuk berkomunikasi dengan agen/sales tiket tempat mereka membeli. Ini dilakukan para agen tiket berurusan langsung dengan Batavia Air. Semua itu, kata dia, dapat dinegosiasikan agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan.

Jadwal penerbangan Batavia Air ke NTB lanjut Agus, hanya sekali sehari dengan rute Mataram-Jakarta yang transit melalui Bandara Juanda Surabaya. Jumlah tempat duduk yang tersedia hanya 160 orang penumpang dengan jenis pesawat Boing 373. Dengan demikian, berhentinya Batavia Air beroperasi tidak mempengaruhi kunjungan wisatawan ke NTB. Sebab dari tingkat frekuensi dan jumlah seat terbatas dari dan ke NTB.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending