KBR68H, Jakarta - Anak jemaat Syiah yang menjadi pengungsi di Gelanggang Olahraga Sampang, Jawa Timur, krisis tenaga pengajar. Direktur Eksekutif Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Universalia yang juga mendampingi warga Syiah, Hertasning Ichlas mengatakan, dua guru yang didatangkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah pergi meninggalkan anak pengungsi. Kini hanya tersisa dua relawan yang mengurus pendidikan para anak pengungsi.
"Kami mengalami krisis saat ini. Yang bisa kami lakukan adalah mencoba mempertahankan dua relawan yang berdedikasi untuk menjadi guru. Ini sekaligus kesempatan memberi tahu bagi relawan yang bersedia mendampingi anak-anak dan balita untuk membuat mereka terhibur lewat pendidikan. Anda bisa membantu kami di GOR Sampang bersama pengungsi,"jelasnya.
Direktur Eksekutif Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Universalia, Hertasning Ichlas menambahkan, para pengungsi juga mengalami krisis bahan pangan. Bantuan pangan dan pengobatan dari pemerintah setempat telah dihentikan sejak bulan lalu. Beberapa bayi di sana pun sakit akibat pancaroba atau peralihan musim. Total jemaat Syiah yang mengungsi pasca penyerangan di GOR Sampang mencapai lebih dari 150 orang. Menurut relawan, sebagian pengungsi mulai stres setelah lima bulan bertahan di pengungsian.
Anak Syiah Sampang Krisis Tenaga Pengajar di Pengungsian
Anak jemaat Syiah yang menjadi pengungsi di Gelanggang Olahraga Sampang, Jawa Timur, krisis tenaga pengajar.

NUSANTARA
Selasa, 08 Jan 2013 20:40 WIB

syiah sampang, pengungsian
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai