KBR68H, Jakarta – Konsorsium Masyarakat Miskin Kota atau UPC menemukan ratusan pasien pemilik Kartu Jakarta Sehat (KJS) tidak tertangani oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jakarta.
Juru Bicara UPC Edi Saidi mengatakan beberapa pasien Kartu Jakarta Sehat yang tidak tertangani terpaksa mencari Rumah Sakit swasta lain, dan harus membayar biaya pengobatan.
Edi mengatakan seharusnya Pemerintah Jakarta tidak membatasi pemilik KJS hanya untuk pasien kelas tiga.
"Memang
banyak pasien yang tidak tertangani. Di lorong-lorong UGD juga begitu.
Banyak juga, beberapa pasien yang ditolak masuk RSUD, terpaksa harus ke
rumah sakit swasta, dan mereka harus membayar," kata Edi Saidi.
Edi Saidi mengusulkan agar pasien rumah sakit pemilik Kartu Jakarta Sehat tidak dibatasi hanya untuk pelayanan kelas tiga.
Menurut Edi, RSUD yang tidak bisa melayani semua pasien pemilik KJS di antaranya RSUD Tarakan dan RSUD Pasar Rebo.
Sementara itu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan, Jakarta Pusat membantah calon pasien pemilik Kartu Jakarta Sehat (KJS) tak tertangani dengan baik.
Direktur Utama RSUD Tarakan Koesmedi mengatakan pihaknya bisa melayani pasien pemilik KJS rata-rata 1.200 orang perhari. Jumlah ini dia klaim terus meningkat.
"Kalau ramai ya bisa 1,200 pasien. Kadang-kadang 900 pasien. biasa
saja. Dokternya kan banyak, jadi mereka masih bisa dioperasionalkan
dengan baik. Sistemnya saja lagi kita perbaiki supaya antreannya tidak
panjang," kata Koesmedi.
Direktur Utama RSUD Tarakan Koesmedi menilai sistem pelayanan Kartu Jakarta Sehat belum sempurna.
Dia memberi masukkan agar pemilik KJS juga bisa dialihkan ke puskesmas di tingkat kelurahan. Jika tidak, maka jumlah pasien KJS membeludak di RSUD, padahal RSUD memiliki keterbatasan daya tampung dan dan tenaga media.