KBR68H, Jakarta - Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat (NTB) menyatakan lima teroris yang ditembak mati di Bima dan Dompu tidak terkait dengan keberadaan Pesantren Umar bin Khattab.
Kepala Kepolisian NTB Mochammad Iriawan mengatakan aksi lima teroris
ini sudah diketahui sejak sebelum Natal. Para terduga teroris ini diduga
terkait jaringan teroris baru, yakni kelompok Poso yang dipimpin oleh
Santoso.
"Mereka tidak ada kaitannya dengan Ponpes Umar bin
Khattab. Itu kan kemarin ditangani Densus Antiteror. Kita yang punya
wilayah mengetahui kalau disitu ada teroris. Sekarang Ponpes Umar bin
Khattab sudah tidak ada lagi. Kondisi sekarang, mungkin kekuatan teroris
terpencar. Kita sudah ambil lima orang, jadi tinggal dua orang lagi.
Kita tetap waspada dan antisipasi," kata Mochammad Iriawan.
Polisi menembak mati lima buronan teroris Poso yang bersembunyi terpisah di Bima dan Dompu, Nusa Tenggara Barat.
Di dalam proses penangkapan itu, polisi menyita barang bukti satu bom pipa siap ledak, empat buah bom pipa masih dalam perakitan, serta bahan-bahan kimia pembuat bom seperti urea, asam nitrat dan sodium. Polisi juga menemukan paku-paku besi, dan baterai.
Kelompok teroris yang bersembunyi di Bima dan Dompu itu itu merupakan pelarian dari kelompok teroris dari Poso.