KBR, Jakarta- Kardinal Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta, menyoroti dampak negatif dari pemberian bantuan sosial (bansos) langsung kepada masyarakat.
Dalam kunjungannya ke berbagai daerah di Indonesia, terutama wilayah timur, Suharyo kerap mendengar keluhan masyarakat, bansos justru menghambat upaya pemberdayaan yang telah dilakukan.
“Salah satu yang disampaikan kepada saya adalah bantuan sosial langsung itu sering kali mematikan usaha pemberdayaan. Itu seringkali, tidak selalu dan tidak dimana-dimana. Tetapi kalau dua tempat yang penting oleh pimpinannya dikatakan begitu, saya kira suatu catatan yang penting,” ujar Suharyo dalam konferensi Pers, Rabu (25/12/2024).
Suharyo menjelaskan, masyarakat yang sudah berusaha mandiri seringkali menjadi pasif setelah menerima bantuan langsung. Hal ini dikarenakan bantuan tersebut cenderung memenuhi kebutuhan jangka pendek tanpa mendorong masyarakat untuk mencari solusi jangka panjang.
“Hati-hati dengan bantuan seperti itu, karena ketika masyarakat mendapat bantuan langsung pemberdayaannya akan berhenti, padahal udah diusahakan. Jadi ada banyak hal yang bisa dilakukan dengan hati-hati, supaya jalan yang ditempuh tidak justru membuat kesulitan lebih banyak,” tegasnya.
Pemberdayaan Masyarakat
Keuskupan Agung Jakarta sendiri berkomitmen untuk terus mendorong pemberdayaan masyarakat, khususnya di wilayah-wilayah yang masih membutuhkan. Suharyo mengajak seluruh umat Kristiani untuk aktif terlibat dalam kegiatan sosial dan memperkuat semangat solidaritas.
"Ketika saya bicara tentang ajaran sosial gereja, prinsip-prinsip sosial gereja mesti terus dipegang. Khususnya tentu saja oleh umat yang ada di dalam wilayah pelayanan saya. Jadi tahun ini yang sudah hampir selesai, Keuskupan Agung Jakarta itu menggaungkan semangat solidaritas," ucap Suharyo.
"Tahun depan artinya beberapa hari lagi, dimulai tema yang keempat, yaitu memberi perhatian lebih kepada saudari-saudara kita beruntung," sambungnya.
Keuskupan juga akan memberikan perhatian khusus kepada kelompok masyarakat yang rentan, seperti mereka yang tidak memiliki dokumen kependudukan atau anak putus sekolah. Suharyo berharap agar melalui berbagai program pemberdayaan, masyarakat dapat meningkatkan kualitas hidupnya secara mandiri.
Baca juga: