KBR, Jakarta- Presiden Joko Widodo menyebut pembangunan bendungan merupakan salah satu langkah pemerintah dalam rangka mewujudkan kedaulatan pangan nasional. Hal itu dikatakan Jokowi usai meninjau progres pembangunan Bendungan Mbay di Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (05/12/23).
“Semua pembangunan bendungan plus irigasinya itu memang dalam rangka strategi besar kita ke ketahanan pangan ke kedaulatan pangan,” ujar Presiden dalam keterangannya, Selasa (5/12/2023).
Jokowi menyebut, bendungan bisa menampung cadangan air yang dapat memenuhi kebutuhan produksi pertanian. Misal Bendungan Mbay, pembangunan yang ditargetkan rampung pada akhir 2024 ini diharapkan dapat menampung hingga 51 juta meter kubik air.
“Bendungan bisa menampung 51 juta meter kubik air, dan nantinya akan mengairi kira-kira 4.200 hektare, plus pengembangannya 1.900 hektare. Yang kita harapkan nanti dengan selesainya Bendungan Mbay ini, produksi beras di Kabupaten Nagekeo bisa meningkat sampai 250 persen—hingga peningkatannya bisa 2,5 kali lipat,” tuturnya.
Baca juga:
- PVMBG Sudah Mengeluarkan Larangan Pendakian Puncak Gunung Marapi Sejak 2011
- Presiden Bantah Pernah Minta KPK Hentikan Kasus Setya Novanto
Dikutip dari situs PU, Bendungan Mbay terletak di Desa Rendubutowe, Kecamatan Aesesa Selatan yang berjarak sekitar 30 km dari pusat kota Kabupaten Nagekeo. Bendungan ini memiliki luas genangan 499,55 hektare yang bersumber dari Sungai Aesesa. Pembangunan Bendungan Mbay sesuai kontrak telah dimulai sejak 2021 melalui 2 paket pekerjaan dengan nilai kontrak Rp1,47 triliun.
Bendungan Mbay memiliki kapasitas tampung sebesar 51,74 juta m3, Bendungan Mbay diproyeksikan untuk pengembangan dan peningkatan Daerah Irigasi (DI) Mbay Kanan dan Kiri seluas 5.898 hektare.
Editor: Rony Sitanggang