Bagikan:

Mengapa Masih Banyak yang Belum Menentukan Pilihan di Pemilu 2024?

Mendekati Pemilu 2024, jumlah pemilih yang belum menentukan pilihan atau undecided voters justru makin meningkat.

NASIONAL

Selasa, 12 Des 2023 17:53 WIB

Mengapa Masih Banyak yang Belum Menentukan Pilihan di Pemilu 2024?

Petugas KPU DKI Jakarta melayani warga yang mengajukan pindah lokasi memilih dalam Pemilu 2024 di CFD, Minggu (26/11/2023). ANTARA FOTO/Rifqi Raihan Firdaus

KBR, Jakarta – Survei Litbang Kompas pada 29 November-4 Desember 2023 merekam fenomena anyar yang cukup anomali. Mendekati Pemilu 2024, jumlah pemilih yang belum menentukan pilihan atau undecided voters justru makin meningkat.

Dalam survei tersebut, angka pemilih yang masih ragu untuk menentukan pilihan terhadap capres-cawapres mencapai 28,7 persen. Pada kategori capres saja alias tanpa pasangan, jumlah undecided voters mencapai 24,9 persen.

Padahal, pada Juni hanya 18 persen dan Agustus bahkan mengecil menjadi 15,4 persen.

Mengapa masih banyak pemilih yang belum menentukan pilihan?

Pengamat politik Fernando Emas mengatakan, meningkatnya jumlah undecided voters dipengaruhi visi-misi kandidat yang belum sesuai dengan harapan calon pemilih.

Menurut dia, selama ini lebih banyak gimik politik ketimbang gagasan yang disampaikan ke publik. Seyogianya menurut dia, pasangan calon bisa menyampaikan gagasan yang menjawab permasalahan bangsa ke depannya.

“Jadi penyebab terjadinya peningkatan bisa saja dari visi misi capres-cawapres dianggap belum sesuai dengan harapan calon pemilih,” kata Fernando yang juga Direktur Eksekutif Rumah Politik Indonesia kepada KBR, Selasa (12/12/2023).

Kata dia, tim kampanye serta pasangan calon perlu mendalami penyebab meningkatnya persentase pemilih yang belum menentukan pilihan.

Menurut dia, jika visi, misi, dan program yang disampaikan ke publik belum menarik, tim sukses mesti menggodok program yang lebih menjawab permasalahan saat ini.

Semisal kata dia, bisa menekankan pada program perluasan lapangan kerja, optimalisasi penggunaan teknologi informasi, maupun soal biaya pendidikan gratis, hingga perguruan tinggi.

Menurut dia, program-program semacam itu berpotensi menarik perhatian generasi milenial dan generasi z. Kelompok itu mendominasi pemilih Pemilu 2024 dengan persentase 56,45 persen dari total keseluruhan pemilih.

“Bagaimana pasangan capres-cawapres membuat program-program agar mengena kepada calon pemilih mereka dan kemudian bagaimana mereka bisa melaksanakan, kapan itu bisa terlaksana, ini yang harus mereka sampaikan. Sehingga calon pemilih itu memahami, mengerti, akhirnya mereka bakal menetukan pilihannya,” ucap Fernando.

Baca juga:

Editor: Wahyu S.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending