KBR, Jakarta - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mendorong Kementerian Kesehatan untuk menyediakan stok vaksin di sejumlah fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia guna upaya pencegahan Covid-19.
Saat ini terjadi peningkatan kasus positif COVID-19 di tanah air.
Ketua Satgas Covid-19 PB IDI, Erlina Burhan menyebut persediaan stok vaksin di fasilitas kesehatan perlu ditingkatkan dan dipastikan aman, sebelum Desember berakhir atau sebelum vaksin mulai berbayar.
"Saya sudah menyampaikan kepada Kementerian Kesehatan tentang pengadaan vaksin ini. Karena dari Kementerian mengatakan sampai akhir Desember, kira-kira 3 minggu lagi vaksin masih ditanggung oleh pemerintah, masih gratis. Tahun depan katanya berbayar. Mungkin kita bantu ini masyarakat kita, untuk bersurat resmi kepada pemerintah untuk memperhatikan pengadaan vaksin di fasyankes-fasyankes. Terutama fasyankes primer, puskesmas, atau klinik, atau rumah sakit pemerintah," ujar Erlina Burhan dalam keterangan pers secara online, Rabu (6/12/2023).
Baca juga:
- Mulai Tahun Depan Vaksinasi COVID-19 Gratis Hanya untuk Kelompok Berisiko
- WNI Diimbau Tunda Perjalanan ke Negara dengan Lonjakan Kasus-Covid-19
Selain itu, Erlina Burhan mengharapkan pada tahun depan saat vaksin tidak lagi gratis, harga vaksin terjangkau bagi masyarakat.
Erlina mencatat capaian booster 1 di Indonesia sebanyak 38,17 persen dan booster 2 hanya sebanyak 2,00 persen.
Ia mengingatkan seiring waktu, daya tahan tubuh melawan Covid-19 yang dihasilkan oleh vaksin akan berkurang setelah 6 hingga 12 bulan. Erlina mengatakan kelompok rentan seperti manula, dan orang dengan daya tahan tubuh rendah perlu mendapat perhatian lebih.
Kasus Covid-19 mengalami peningkatan menjelang akhir tahun di sejumlah negara seperti Malaysia dan Singapura, dengan dominasi varian EG.5.
Di Indonesia, peningkatan kasus juga terjadi pada Oktober hingga November 2023.
Pada 2 hingga 8 Oktober terdapat 65 kasus positif, sementara 20 sampai 26 November terjadi 151 kasus positif. Kasus meningggal selama 2 bulan itu berjumlah 1 orang.
Editor: Agus Luqman