KBR, Jakarta - Institute For Development of Economics and Finance (INDEF) memproyeksikan perekonomian Indonesia tumbuh 4,8 persen di tahun depan. Proyeksi tersebut lebih rendah dari asumsi dasar makro APBN 2024 sebesar 5,2 persen.
Ekonom INDEF Eko Listiyanto mengatakan, pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan melambat seiring krisis ekonomi global. Krisis diprediksi masih akan terjadi karena perang Rusia-Ukraina dan Israel-Hamas.
Dia menilai pertumbuhan ekonomi 4,8 persen tidak terlalu buruk. Sebab di tingkat global, pertumbuhan ekonomi diprediksi lebih rendah yakni 2,8 persen.
Namun dia mendorong agar pemerintah mempercepat belanja di APBN. Sebab menurutnya, hal tersebut bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Sebetulnya di 2023 defisit kita ditetapkan ya oleh pemerintah itu jadi 2 persen kurang lebih kira-kira begitu. Tapi setiap bulan kita mencermati rilis APBN KITA dari Kementerian Keuangan itu hampir selalu surplus terus. Tapi di sisi lain ya ekonomi kita ternyata juga enggak terakselerasi ya, padahal sebetulnya kalau dalam konsep ekonomi mendesain defisit itu adalah untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi," kata Eko dalam Seminar Proyeksi Ekonomi Indonesia 2024, Rabu (6/12/2023).
Baca juga:
- Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal III 2023 Capai 4,94 Persen
- Jokowi Memerintahkan Segera Belanja untuk Memaksimalkan Penyerapan Anggaran
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mendorong jajarannya segera melakukan realisasi anggaran yang telah disiapkan. Jokowi menyoroti jelang akhir tahun ini, realisasi anggaran pemerintah masih rendah.
Realisasi anggaran pemerintah pusat baru mencapai 74 persen, sedangkan pemerintah daerah sebesar 64 persen.
Editor: Wahyu S.