KBR, Sulawesi Tengah- Puluhan kepala keluarga di Desa Lembantongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, hingga kini takut kembali ke rumah, pasca-teror pembantaian dan pembakaran rumah di daerah mereka. Puluhan kepala keluarga itu kini mengungsi di balai desa setempat.
Sebagian dari mereka merasa khawatir akan terjadi serangan kembali, seperti kejadian pada Jumat, 27 November 2020.
Saat itu, kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) diduga membunuh satu keluarga dan membakar tujuh rumah di Desa Lembantongoa.
Anggota TNI dan Korem 132 Tadulako, dan anggota biro SDM Polda Sulawesi Tengah berupaya memulihkan trauma yang dialami warga.
Kepala Sub Bidang Penerangan Masyarakat Polda Sulteng Sugeng Lestari menjelaskan pemulihan trauma dilakukan kepada orang dewasa dan anak-anak.
"Tim dari Polda Sulawesi Tengah bersama Korem 132 Tadulako berkunjung ke lokasi kejadian kasus penganiayaan mengakibatkan 4 orang meninggal di Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi. Tujuan dari kegiatan sore ini melaksanakan kegiatan trauma healing yang berlangsung di balai Desa Lembantongoa. Sekaligus menyerahkan bantuan sembako pada warga kurang lebih 49 keluarga," jelas Kasubbid Penmas Polda Sulteng Kompol Sugeng Lestari, Selasa (1/12).
Khusus orang dewasa akan diberi pengarahan serta penguatan mental agar mau kembali bekerja. Sementara untuk anak anak diberikan mainan untuk bermain bersama.
Bersiaga dan Pengejaran
Selain mengadakan pemulihan trauma, TNI/Polri juga masih berjaga di lokasi aksi teror untuk menjamin keamanan warga.
Satuan Tugas Operasi Tinombala saat ini masih mengejar belasan anggota MIT pimpinan Ali Kalora.
Di kesempatan berbeda, juru bicara Mabes Polri Awi Setiyono mengatakan pengejaran dilakukan di tiga daerah, mulai dari Sigi, Parigi Moutong, hingga Poso.
Editor: Sindu Dharmawan