KBR, Jakarta- Program vaksinasi Covid-19 di wilayah Jabodetabek harus mencapai minimal 80 persen dari jumlah penduduk untuk bisa tercipta kekebalan kelompok (herd immunity). Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Ede Surya Darmawan mengatakan, kondisi Jabodetabek membutuhkan penanganan khusus karena pergerakan antarorang sangat terbuka dan dinamis.
Kata dia, kapasitas vaksinasi di daerah-daerah Jabodetabek tidak boleh berbeda.
"Kalau interaksi antarmasyarakatnya bisa tertutup, bisa saja antardaerah berbeda kan gitu. Artinya misalnya Jakarta sendiri. Tapi kalau kemudian Jakarta dengan Jabodetabek itu bercampur terus, wah sudah. Ya berarti kita mesti naik lebih besar lagi (vaksinasinya). Jadi sangat bergantung pada coverage bagaimana orang berinteraksi," kata Ede kepada KBR melalui sambungan telepon, Senin (14/12/2020).Ketua IAKMI Ede Surya Darmawan menambahkan, kapasitas vaksin harus disesuaikan dengan pergerakan orang di daerah tersebut. Jika pergerakan orang di satu wilayah atau pulau dinamis, vaksin harus diberikan minimal ke 80 persen penduduk untuk tercipta kekebalan kelompok.
Ia tak setuju jika vaksinasi disesuaikan berdasarkan jumlah kasus di tiap daerah. Sebab pemetaan kasus tidak menjadi indikator vaksinasi di suatu daerah.
"Perlu kita petakan bersama-sama. Kalau pergerakan manusianya itu ke mana-mana, itulah komunitasnya. Karena ada potensi menular kepada seluruh kelompok selama ada mobilitas itu," kata dia.
Dia melanjutkan, "Tapi kalau misalnya kita bisa menjamin tidak ada interaksi antarkabupaten, betul-betul terjadi PSBB yang bagus gitu, ya itu bisa saja per daerah dipetakan seperti itu."
Editor: Rony Sitanggang
(Redaksi KBR mengajak untuk bersama melawan virus covid-19. Selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan dengan 3M, yakni; Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Mencuci Tangan dengan Sabun.)