Bagikan:

Tuntut Jokowi, Suku Anak Dalam Jambi Tiba di Istana Setelah 41 Hari Jalan Kaki

KBR, Jakarta - Penduduk suku anak dalam Batanghari, Jambi yang melakukan aksi jalan kaki 41 hari akhirnya tiba di Istana Negara, Kamis (11/12) siang ini. Mereka yang datang berjumlah 46 orang.

NASIONAL

Kamis, 11 Des 2014 13:10 WIB

Author

Abu Pane

Tuntut Jokowi, Suku Anak Dalam Jambi Tiba di Istana Setelah 41 Hari Jalan Kaki

Jokowi, jambi, HAM

KBR, Jakarta - Penduduk suku anak dalam Batanghari, Jambi yang melakukan aksi jalan kaki 41 hari akhirnya tiba di Istana Negara, Kamis (11/12) siang ini. Mereka yang datang berjumlah 46 orang.

Wakil Koordinator Suku Anak Dalam Jambi Amiruddin Todat ingin menuntut Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membantu mengembalikan tanah adat mereka yang diserobot perusahaan sawit PT Asiatic Persada. Sejak 2012 lalu, lebih dari 1.900 keluarga diusir dari tanah adat karena pembukaan kebun kelapa sawit tersebut. Mereka pun melakukan aksi demonstrasi di depan Istana Merdeka Jakarta.

"Kita meminta hak masyarakat anak adat ini kembali. Yakni seluas 3.550 haktare yang didalam HGU PT Asiatic Persada. Itu berlokasi di Desa Bungku, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari. Kita tidak punya rencana hari. Ini sampai tuntas. Kalau perlu kalau memang Bapak Jokowi tidak bisa menyelesaikan kasus anak dalam. Kami minta diurus paspor aja biar kami pindah ke Belanda. Karena Belanda kami anggap tidak menggusur tanah rakyat," ujar Amiruddin, Kamis (11/12).

Awalnya aksi jalan kaki dilakukan oleh 71 masyarakat suku anak dalam. Namun sebagian terpaksa pulang karena sakit. Bahkan satu orang meninggal sebelum tiba di Jakarta.

Sebelum ke Istana Negara, masyarakat Suku Anak Dalam Jambi sendiri sudah mengadu ke Komisi Nasional Hak Azasi Manusia (Komnas HAM). Mereka berharap aksi jalan kaki dari Jambi ke Istana Negara bisa menggugah Presiden Jokowi menyelesaikan penyerobotan tanah adat di Jambi.

Editor: Pebriansyah Ariefana

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending