KBR, Jakarta - Pertamina mengklaim harga produksi BBM premium bersubsidi bulan lalu nilainya lebih tinggi dari harga jual premiun Rp 8.500. Ini lantaran harga jual rata-rata dihitung per bulan.
Vice President Fuel Marketing and Distribution Pertamina Suhartoko, mengatakan bulan lalu harga BBM baru naik di pertengahan bulan. Meski begitu Suhartoko enggan menyebut berapa tepatnya harga produksi premium.
"Itu kan ada tiga kolom. Biaya pengadaan pertamina, biaya patokan pemerintah yang dibayarkan kepada Pertamina. Sama biaya masyarakat membeli (biaya eceran). Itu yang dibahas. (Hitungan harga Premium bulan November berapa?) Nggak tahu saya. Masih di atas subsidi. Tapi November itu baru tanggal 18 naiknya. Sisanya masih harga lama Rp 6.500," kata Suhartoko selepas bertemu dengan Tim Reformasi Tata Kelola Migas, Rabu (3/12).
Suhartoko menambahkan, perusahaannya hanya mengatur mengenai pengaturan volume BBM bersubsidi. Sedangkan yang menghitung MOBS (Mits Oil Plat Singapura) adalah Kementerian ESDM. Selain itu penentuan kurs dollar per bulan ada di tangan Kementerian Keuangan.
Suhartoko juga menyebut naiknya harga BBM menyebabkan kuota BBM bersubsidi semakin hemat. Awalnya Pertamina memprediksi kuota premium akan habis pada 22 Desember.
Namun karena pembelian berkurang, BBM subsidi itu bisa dinikmati hingga 24 Desember 2014. Yang artinya lebih hemat dua hari, setara dengan 180 juta liter Premium.
"Ada perubahan. Paling nggak mundur habisnya. Karena memang konsumsinya sudah turun, karena kenaikan harga. Nanti kira-kira Premium habis 24 Desember. Sebelumnya sekitar 21-22 Desember. Mundur dua hari itu sudah hemat 180 juta liter. (Kalau solar lebih cepat habisnya?) Ya lebih cepat. Karena memang kuotanya lebih rendah," kata Suhartoko.
Suhartoko menambahkan, selain karena konsumsi premium yang menurun, masyarakat kini banyak yang beralih menggunakan Pertamax. Ini lantaran selisih harganya di Jawa hanya sekitar Rp 1.400.
Kata Suhartoko lagi, konsumsi Pertamax dalam seminggu terakhir melejit hingga 230 persen. Dari 2.200 kiloliter menjadi 5 ribu kiloliter. Akhir-akhir ini harga BBM non-subsidi Pertamax memang mengalami penurunan akibat harga minyak dunia yang turun.
"Ya karena mereka sudah tau enaknya pakai Pertamax. Jadi semoga tidak kembali ke Premium lagi," kata Suhartoko.
Editor: Pebriansyah Ariefana
Pertamina: Harga Pokok BBM Masih di Atas Harga Jual Subsidi
KBR, Jakarta - Pertamina mengklaim harga produksi BBM premium bersubsidi bulan lalu nilainya lebih tinggi dari harga jual premiun Rp 8.500. Ini lantaran harga jual rata-rata dihitung per bulan.

NASIONAL
Rabu, 03 Des 2014 16:18 WIB


pertamina, BBM
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai