KBR - Pengamat energi Marwan Batubara meminta pemerintah mempertimbangkan semua faktor sebelum memutuskan penghentian impor premium. Kata dia, usulan tim reformasi migas tersebut benar bila hanya dilihat dari sisi finansial. Pemerintah harus juga memikirkan kilang Pertamina yang bakal berhenti berproduksi dan juga nasib pekerja. Selain itu, dengan hanya mengimpor pertamax atau RON 92, maka ketahanan energi nasional dipastikan menurun.
"Jadi dari sisi keuangan finansial jelas rekomendasi itu pantas didukung, itu hal yang benar. tapi kalau ada aspek lain tadi, bahwa dengan begitu kan nanti kilang-kilang ini bisa sebagian itu tidak memproduksi lagi RON 88, ada sebagian kapasitas yang nganggur, kemdian pekerja yang nganggur. Kemudian dengan begitu, kita akan lebih banyak mengimpor RON 92, artinya ketergantungan pada impor itu semakin besar," kata Marwan Batubara, (21/21).
Pengamat energi Marwan Batubara menambahkan, perbaikan dan penambahan kapasitas kilang Pertamina, baru bisa dilakukan dalam waktu 3 tahun. Kata dia, produksi minyak pertamina sekitar 800 barrel perhari, padahal kebutuhan mencapai 1,4 juta barrel perhari. Sementara terkait kartel migas, Marwan membantah penghentian impor premium bisa mengurangi potensi mafia. Menurutnya, impor pertamax pun memiliki potensi serupa.
Editor: Nanda Hidayat
Pemerintah Diminta Mempertimbangkan Penghentian Impor Premium
KBR - Pengamat energi Marwan Batubara meminta pemerintah mempertimbangkan semua faktor sebelum memutuskan penghentian impor premium.

NASIONAL
Minggu, 21 Des 2014 21:35 WIB


impor premium, penghentian, pengamat
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai