KBR, Jakarta - Tentara Nasional Indonesia (TNI) menilai temuan Komnas HAM yang menyatakan ada rekayasa dalam kasus Paniai, merugikan TNI dan kepentingan nasional di luar negeri.
Panglima TNI Moeldoko mengatakan, pendapat yang disampaikan Komnas HAM itu sangat sepihak dan berbahaya. Dia meminta berbagai pihak untuk melihat kasus ini secara jernih dan tidak hanya percaya pada satu pihak.
“Saya minta dalam mensikapi tidak pendapat sepihak dimunculkan. Kita harus berpikir komprehensif semuanya untuk kepentingan nasional. Tapi Komnas HAM nyambernya sendirian, beritanya sangat populer mungkin secara tidak langsung akan rugikan institusi kepentingan nasional di luar negeri. Ini harus disikapi dengan jernih,” kata Moeldoko di Mabes TNI, Selasa (23/12).
Sebelumnya, Tim investigasi Komnas HAM menemukan rekayasa TNI terkait penembakan di Paniai. Anggota Tim investigasi Otto Nur Abdullah, meminta TNI berhenti menyebarkan kabar bohong terkait dengan tudingan terlibatnya Organisasi Papua Merdeka (OPM) dalam pelaku penembakan. Katanya, pelaku penembakan dari pihak aparat TNI, Tim Khusus Batalyon 753.
Dari data yang dia temukan, pihaknya juga menyangkal pernyataan Juru Bicara TNI Fuad Basya yang menyatakan adanya penembakan dari atas gunung dan dari arah kerumunan massa. Hal ini karena gunung di sana jaraknya jauh sehingga sangat sulit untuk menembak.
Selain itu, ada kesan bahwa ada perubahan-perubahan barang bukti di sana. Misalnya ada tumpukan batu di depan markas koramil, padahal diduga batunya tidak sebanyak itu kalau dilempar massa.
Editor: Antonius Eko