Bagikan:

KTNI Pesimis Indonesia Capai Swasembada Garam Industri

KBR, Jakarta - Kelompok Tani Nelayan Indonesia mengaku kesulitan meningkatkan produksi garam lokal hingga menjadi garam industri. Sebab kebanyakan petani garam masih menggunakan peralatan tradisional.

NASIONAL

Kamis, 25 Des 2014 15:28 WIB

Author

Nur Azizah

KTNI Pesimis Indonesia Capai Swasembada Garam Industri

garam, pertani

KBR, Jakarta - Kelompok Tani Nelayan Indonesia mengaku kesulitan meningkatkan produksi garam lokal hingga menjadi garam industri. Sebab kebanyakan petani garam masih menggunakan peralatan tradisional.

Sehingga petani garam tak mampu memproduksi garam industri. Maka itu, Presidium KTNI region Jawa Sugeng Nugroho pesimis Indonesia mampu mencapai swasembada garam industri pada 2017.

"Punya cita-cita itu, kan, satu hal positif, kan. tetapi aakah di tahun 2017 itu betul betul menjadi swasembada garam atau tidak, itu kan dilihat dari kondisi di lapangan. Kondisi di lapangan petani garam kita yang selama ini juga kesulitan mencari alat yang sedikit modern untuk meningkatkan produktivitasnya sampai hari ini juga tidak bisa. Artinya, kan, kita rasional juga apakah iya tahun 2017 itu Indonesia bisa betul-betul swasembada garam," kata Sugeng kepada KBR, Kamis (25/12).

Sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan menargetkan 2017 Indonesia swasembada garam industri. KKP menyebut kebutuhan garam industri Indonesia saat ini mencapai 2 juta ton lebih.

Swasembada garam industri dibutuhkan dengan meningkat kualitas dan produksi petani garam. LSM Kiara menyebut jumlah petani garam mencapai 31.432 orang dengan luas lahan 35 ribu hektar, termasuk lahan PT Garam.

Namun hingga kini petani garam belum mampu menopang kebutuhan garam industri. Ini mengakibatkan hampir 100 persen kebutuhan garam industri Indonesia bergantung pada garam impor.

Editor: Pebriansyah Ariefana

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending