KBR, Yogyakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan ekonomi Indonesia saat ini tidak dalam keadaan baik. Dia mencontohkan neraca transaksi perdagangan defisit. Hal ini terjadi karena problem peraturan yang menghambat pemulihan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini disampaikan dalam kuliah umum di Grha Sabha UGM, Selasa (9/12).
Dalam kuliah umum itu Jokowi menerangkan kemudahan pemberian izin untuk berinvestasi di Indonesia melalui program national one stop service akan membuka lebih banyak lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi semakin baik.
Dihadapan ratusan tamu undangan, Jokowi juga menjanjikan percepatan reformasi birokrasi yang berkaitan dengan pelayanan publik.
"Jika kita tidak berani mereformasi, maka kita akan seperti ini terus tidak akan berubah, perekonomian juga tidak tumbuh dan korupsi yang justru akan merajalela,” tambah Jokowi.
Dirinya mengklaim telah mengantongi sejumlah permasalahan yang mengakibatkan lambannya investasi.
"Saya sudah mengantongi semua permasalahnnya, kita akan ubah dan bereskan. Namun beri saya waktu karena saya baru dua bulan menjadi Presiden."
Jokowi menjadi pembicara di kuliah umum UGM, dalan rangka memperingati Hari Anti Korupsi Internasional.
Menurut Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto tema Pembangunan dipilih karena salah satu cara meminimalkan korupsi adalah dengan meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan cara penyediaan lapangan pekerja, dan memangkas peraturan yang menjurus ke perilaku koruptif.
Editor: Antonius Eko