KBR, Jakarta - Perbankan nasional dikhawatirkan terimbas perlambatan pertumbuhan ekonomi. Ancaman terbesarnya adalah risiko likuiditas.
Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Makro Prudensial Bank Indonesia, Darsono mengatakan pihaknya bekerjasama dengan Otoritas Jasa Keuangan menggunakan sistem RTGS untuk memantau kinerja lembaga keuangan tersebut.
"Yang dihadapi oleh lembaga keuangan itu adalah risiko likuiditas. Karena kalau bank itu sudah dipersepsikan tidak bisa memenuhi kewajiban liquidnya, maka ini akan bisa menimbulkan dampak, tidak hanya bank bank itu sendiri. Karena berpotensi bank bank lain yang tidak terjadi apa, terkena rumor rumor yang tidak kondusif dan akhirnya nasabahnya berbondong-bondong mengambil uang di bank yang sebenarnya tidak perlu. Itu kami sangat memelototin risiko ini," kata Darsono kepada wartawan di Jakarta, Selasa (9/12).
Proses identifikasi itu dilakukan untuk mencari risiko ketidakseimbangan yang bisa saja bersumber dari sumber dana, struktur perbankan, pergerakan currency, dan neraca pasiva. Meski begitu Bank Indonesia oprimistis lembaga keuangan nasional akan bertahan.
Sebaliknya, jika risiko likuiditas terjadi pada suatu bank, maka bank central akan turun tangan. Namun, dikatakan Darsono, proses identifikasi yang hasilnya disampaikan dengan menerbitkan Kajian Stabilitas Keuangan adalah langkah untuk menghindari terjadinya krisis yang membutuhkan biaya mahal dan merusak persendiaan ekonomi nasional.
Editor: Pebriansyah Ariefana
Jaga Stabilitas Keuangan, BI Monitor Perbankan
KBR, Jakarta - Perbankan nasional dikhawatirkan terimbas perlambatan pertumbuhan ekonomi. Ancaman terbesarnya adalah risiko likuiditas.

NASIONAL
Rabu, 10 Des 2014 06:46 WIB


ekonomi, Bank Indonesia
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai