KBR, Jakarta - Tentara Nasional Angkatan Laut mengaku memiliki perlengkapan dan anggaran yang minim untuk menjaga laut Indonesia. Hal inilah yang membuat TNI kesulitan untuk menangkap kapal asing pencuri ikan.
Kepala Staf Angkatan Laut Marsetio mengatakan, kapal pencuri ikan yang sudah terdeteksi di radar belum tentu bisa tertangkap, karena kapal patroli butuh waktu lama untuk sampai ke lokasi. Belum lagi tingginya biaya patroli kapal yang berkisar Rp 900 juta untuk sekali operasi.
“Apabila kita melihat di radar sangat mudah. Ini ada 30 kapal, tapi untuk menuju di sana kita butuh waktu. Contoh di Ambon ke Aru butuh 3 hari. Apalagi kapal kecil belum lagi ombak. Namun kita tetap konsisten untuk menghancurkan menenggelamkan kapal yang jelas melanggar ketentuan hukum,” kata Marsetio.
Sementara Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Asep Burhanudin mengatakan, pemerintah akan menambah anggaran untuk biaya operasional kapal patroli milik TNI Angkatan Laut dan Polri. Rencana anggaran itu sudah dimasukan dalam APBN 2015.
Menurut Asep, dalam APBNP 2014, anggaran operasional kapal sebesar 135 miliar hanya cukup untuk 66 hari dalam setahun. Tahun depan pemerintah sudah mengajukan anggaran Rp 341 miliar untuk 210 hari operasional.
Editor: Antonius Eko