KBR, Jakarta - Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) mendesak pemerintah mengkaji kembali rencana penghapusan premium. Ketua II DPP Hiswana Migas, M Ismeth khawatir dengan dihapuskannya premium, SPBU negara lain di Indonesia akan menjamur.
“Selama ini kompetitor terus terang saja seperti mati suri tidak bisa hidup karena kita masih menyalurkan RON 88. Apa artinya kalau RON 88 dicabut, akibatnya produk yang kita jual sama dengan kompetitor. Kita dipaksa head to head dengan kompetitor. Bila selisih harga subsidinya semakin sedikit kompetitor akan menjamur, nah moment ini yang ditunggu-tunggu oleh kompetitor. Jadi saya minta kepada pemerintah untuk tidak membuat kita head to head dengan mereka karena kualitas kami jauh di bawah mereka.Mereka ada rangking pertama, kita masih ada di rangking yang tiga digit,” ujarnya kepada wartawan di Warung Daun Cikini.
Ketua II DPP Hiswana Migas, M Ismeth menambahkan, pihaknya minta dilibatkan jika pemerintah mulai membahas tentang penghapusan premium.
Tim Reformasi Tata Kelola Migas pekan lalu merekomendasikan pemerintah menghapus premium. Sebagai gantinya pemerintah diminta menyediakan bensin minimal berkadar RON 92 atau sekelas Pertamax.
Editor: Sutami
Hiswana Migas: Kami Kalah Kalau Bersaing Dengan SPBU Asing
Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) mendesak pemerintah mengkaji kembali penghapusan premium.

NASIONAL
Sabtu, 27 Des 2014 20:26 WIB


BBM, Premium, Pertamax, Hiswana Migas
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai