KBR, Jakarta - Pemerintah diminta memberikan insentif bagi swasta yang berinvestasi kilang minyak. Insentif bakal menarik swasta untuk menanamkan modalnya.
Pengamat energi dari Reforminer Institute Komaidi Notonegoro mengatakan selama ini perusahaan asing kerap menarik diri karena marjin keuntungan yang kecil. Kata dia, mekanisme insentif ini banyak dipraktikkan di negara lain.
"Kilang itu marginnya rendah, konon di bawah 7 persen. Kalau saya punya uang milyaran, invest di kilang cuma 7 persen, ya mending saya taruh di deposito. Kalau swasta mau masuk tentu harus ada insentif dari pemerintah. Misalkan, okay saya dapat margin 7 persen. Tapi saya dibebaskan pajak, saya dikasih insentif yang lain, kemudahan-kemudahan perizinan, itu baru masuk mereka," kata Komaidi, (29/12).
Komaidi menambahkan bila pemerintah menghapus RON 88 atau premium, maka pembangunan kilang baru atau perbaikan kilang lama sangat dibutuhkan. Kata dia, jika tidak terpenuhi, dipastikan pemerintah harus mengeluarkan biaya lebih untuk mengimpor RON 92 atau pertamax. Ini dikarenakan, pertamina hanya bisa memproduksi pertamax 200 ribu barel perbulan.
Editor: Pebriansyah Ariefana