Upaya untuk mempertahankan Aburizal Bakrie (Ical) sebagai Ketua Umum Partai Golkar makin terlihat selama pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) Golkar ke-9 di Bali.
Salah satu anggota Tim Penyelamat Partai Golkar Agun Gunandjar menyebut, dalam pelaksanaan munas sebelumnya selalu dijaga anggota organisasi yang mendukung partai berlambang pohon beringin itu. Namun kini, yang terlihat adalah pengerahan massa.
“Masuknya sulit, penjagaan ketat. Ini langkah mulus untuk mendorong Aburizal Bakrie. Pelaksanaan munas ini juga ada pelanggaran AD/ART,” kata Agun.
Dia menegaskan, kepemimpinan Golkar harus dirombak demi mewujudkan demokrasi di dalam partai. Pasalnya, saat ini proses setiap pengambilan keputusan dilakukan sepihak dan memaksakan kehendak.
“Harusnya Golkar bisa menjadi contoh. Saya berpandangan, para pemilih Golkar sudah baru, kalau tidak dikelola dengan baik, Partai Golkar kalau terpuruk, bahkan akan karam. Ini akan terjadi jika pemilihan 2014 tak dievaluasi,” tambahnya.
Pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) IX Golkar digelar Minggu (30/11) malam di Nusa Dua, Bali. Ketua Umum Golkar, Aburizal Bakrie sempat menyindir dua kader partai berlambang beringin lainnya, yaitu Agung Laksono dan Priyo Budi Santoso yang membentuk presidium penyelamat partai. Ical menilai presidium tersebut inkonstitusional dan kontraproduktif.