Tambah Modal Bank Mutiara, Komisi XI DPR Minta Penjelasan LPS

KBR68H, Jakarta – Wakil Ketua Komisi Perbankan DPR Harry Azhar Azis akan mengusulkan kepada Komisi untuk memanggil Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) usai masa reses berakhir. Menurut Harry, pemanggilan ini terkait penambahan modal sebesar Rp1,2 triliun kepada Bank Mutiara.

Menurut dia, penambahan modal tersebut sangat mendadak karena sebelumnya Komisi Perbankan menerima laporan bahwa kondisi keuangan Bank Mutiara bagus dan sudah mulai meraih untung.

“Memang, penambahan modal yang dilakukan oleh LPS kepada Bank Mutiara itu tidak perlu persetujuan DPR. Tetapi, proses penambahan modal itu bisa dipertanyakan. Kami selama ini menerima laporan kondidi Bank Mutiara baik-baik saja. Lalu kenapa tiba-tiba harus ditambah modalnya. Saya akan usul kepada Komisi XI untuk mengagendakan pemanggilan LPS usai reses. Kami ingin mendapatkan penjelasan yang lengkap soal ini,”kata Harry Azhar ketika dihubugi KBR68H, Rabu (25/12).

Menurut Harry, penambahan modal kepada Bank Mutiara akan semakin mempersulit LPS untuk menjual 100 persen sahamnya di bank tersebut. Dalam lima tahun terakhir, LPS diamanatkan oleh UU untuk menjual Bank Mutiara sebesar Rp6,7 triliun atau sama dengan penyertaan modal pemerintah.

“Masa dikasih waktu lima tahun LPS sama sekali gak bisa menjual bank Mutiara? Ini yang kami pertanyakan. Kami beranggapan LPS tidak bekerja keras untuk menjual bank itu,”kata Harry.

UU memberi batas waktu kepada LPS untuk menjual Bank Mutiara sesuai dengan modal penyertaan sementara pemerintah hingga 31 Desember 2013. Setelah itu, Bank Mutiara akan dijual sesuai dengan harga terbaik.
Harry menambahkan, penjualan sesuai dengan harga terbaik hampir pasti akan membuat negara rugi. Karena, kemungkinan besar harga terbaik dari penjualan Bank Mutiara di bawah Rp 7,9 triliun yang merupakan total dana yang disuntikkan pemerintah kepada bank tersebut.

Baca: PDIP: Kenapa Bank Mutiara Tiba-tiba Kekurangan Modal?